Raja Ampat Pecahkan Rekor Dunia Festival Suling Tambur Grup Terbanyak

Hery
Salah satu peserta Suling Tambur ketika menunjukkan skillnya bermain suling saat berjalan memasuki pantai WTC Foto: iNewsSurabaya.id/Hery

RAJA AMPAT, iNewsSurabaya.id - Festival Suling Tambur ke-lima yang diselenggarakan Pemerintah kabupaten Raja Ampat Tahun 2022 sejak Jumat-Sabtu (25/26) lalu, berhasil memecahkan Rekor Dunia oleh Lembaga Museum Rekor - Dunia Indonesia (MUR-DI) sebagai Festival Suling Tambur Grup Terbanyak.

Hal tersebut, ditandai dengan diberikannya Piagam Penghargaan MUR-DI Nomor 10706/R.MURI/XI/2022, yang dianugerahi kepada Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati (AFU) dan Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam (ORI).

Dimana, penghargaan MUR-DI tersebut diserahkan lansung oleh Jusuf Ngadri selaku Direktur Operasional MURI kepada Wabub ORI, pada penutupan Fastival Suling Tambur ke-lima Tahun 2022, Sabtu malam (26/11) lalu di Pantai WTC Waisai, Raja Ampat.

Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim MURI, yang telah menganugerahkan Rekor Dunia sebagai tanda penghargaan kepada Pemerintah kabupaten Raja Ampat, yang mana berhasil menyelenggarakan Festival Suling Tambur dengan Grup Terbanyak di Tahun 2022.

"Hanya doa kepada Tuhan yang bisa kami berikan, sehingga kuasa Tuhan menyertai Bapak Ibu Tim MURI, yang telah berikan penghargaan yakni Rekor Dunia dalam pelaksanaan Festival Suling Tambur Grup Terbanyak kelima Tahun ini (2022-red)," tutur ORI Sabtu malam lalu.

Sebelumnya, Ketua Umum MURI Prof. Dr. (H.C) KP Jaya Suprana melalui Direktur Operasional MURI, Jusuf Ngadri mengatakan, Museum Rekor-Dunia Indonesia merupakan lembaga yang mencatatkan Karsa, Karya dan Prestasi yang luar biasa. 

"Dimana, catatan - catatan seperti kegiatan ini (Festival Suling Tambur Grup Terbanyak-red) perlu direkam serta dicatat, agar terus menginspirasi setiap warga bangsa ini, untuk selalu berkonstribusi, bersumbangsih bagi kemajuan negara ini," kata Jusuf.

Jusuf mengaku, lembaga MURI sendiri didirikan sejak 33 tahun silam yang lalu, sampai hari ini (Sabtu-red) sudah lebih dari 10.600 (Sepuluh Ribu Enam Ratus-red) rekor yang telah dicatatnya. Dari sanalah sambung Jusuf bahwa bisa dilihat betapa antusiasnya warga bangsa ini, memberi sumbangsih yang terbaik terutama untuk Negara ini.

"Seperti kita ketahui bersama, suling tambur menggambungkan seni dan budaya perpaduan antara irama suruling dan ketukan tambur yang diikuti oleh gerakan tarian tradisional, merupakan hasil asimilasi dan akurtulasi seni tambur dari Eropa yang dikenal sejak Tahun seribu sembilan ratusan silam. Kini suling tambur telah menjadi bagian dari Indentitas masyarakat Raja Ampat, untuk kegiatan - kegiatan serimonial, adat maupun gerejawi," ungkap Jusuf.

Dijelaskan Jusuf, Festival Suling Tambur 2022 yang diadakan setelah lima kali berturut - turut digaungkan Pemkab Raja Ampat yang pertama dimulai sejak Tahun 2017 lalu. Dimana tambah Jusuf dari keseluruhannya itu tentu diselenggarakan sebagai bagian dari mempromosikan Pariwisata Raja Ampat, yang sungguh luar biasa ini.

Sedangkan masih sambung Jusuf, pada tahun 2022 ini Festival Suling Tambur kelima diikuti sebanyak 25 regu dari Distrik dan masing-masing grup sebanyak 25 orang, terdiri dari 14 (Empat Belas) orang peniup suling, 1 (Satu) orang peniup suling kepala, dan 10 (Sepuluh) orang lagi bertugas sebagai penebuk tambur. 

Disamping itu, Jusuf menyebutkan, pergelaran festival Suling Tambur kelima ini tentunya mensyaratkan bagi peserta grup untuk mengenakan busana tradisional maupun aksesoris Raja Ampat lainnya.

"Diharapkan Festival Suling Tambur 2022 ini tentunya menjadi akses untuk menggali dan juga melestarikan kembali kebudayaannya. Terutama adat dan kearifan lokal yang menjadi warisan nenek moyang turun menurun, dalam kehidupan masyarakat Raja Ampat," pinta Jusuf.

Sembari Jusuf menambahkan, bahwa lembaga MURI telah menetapkan Festival Suling Tambur kelima Pemkab Raja Ampat Tahun 2022 menyabet Rekor Dunia sebagai Festival Suling Tambur Grup Terbanyak. Sekaligus menerima piagam penghargaan dan medalinya.

Diketahui, pemerintah kabupaten Raja Ampat terus bekerja keras melestarikan seni budaya lewat Festival Suling Tambur ini, sekaligus mempromosikan wisata budaya melalui Festival Suling Tambur tersebut. 

Festival ini secara konsisten dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten Raja Ampat setiap tahunnya, dan akan dijadikan " Calender of Event " Pariwisata Raja Ampat.

Dimana, Festival suling tambur diprakarsai oleh Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati SE. sejak memimpin kabupaten Raja Ampat tahun 2016. 

Sejak saat itu, Festival Suling Tambur dilaksanakan pertama kali tahun 2017 di Waisai, tahun 2018 di Kabare, tahun 2019 di Paam, tahun 2021 di Wejim dan 25-26 November 2022 kembali lagi ke kota Waisai. Sedangkan, di Tahun 2020 tidak dilaksanakan akibat adanya Pandemi Covid-19.

Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati dinilai sebagai Pemarakarsa Festival Suling Tambur kabupaten Raja Ampat, yang bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya salah satunya Festival Suling Tambur, guna menjadi bagian mempromosikan pariwisata budaya Raja Ampat ke pentas dunia.

Sementara, Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam diniliai sebagai pelaksana yang memiliki kontribusi besar mendukung kebijakan Bupati Raja Ampat, dalam merealisasikan Festival Suling Tambur kelima di kabupaten Raja Ampat Tahun 2022, untuk melestarikan seni dan budaya lokal Suling Tambur, sekaligus mempromosikan wisata budaya Raja Ampat.

Kemajuan Busana Daerah dan Regenerasi Suling Tambur.

Selain memecahkan rekor dunia dengan grup Sultam terbanyak, pada pesta budaya Festival Suling Tambur Kelima ini panitia mencatat kemajuan yang signifikan dengan adanya pelaksanaan festival suling tambur.

Selain itu, jumlah grup yang mencapai 25 peserta, festival suling tambur membawa dampak kemajuan berbusana daerah pada setiap peserta suling tambur, busana terbuat dari kulit kayu, daun sagu, kulit gamutu, kain dada, aksesoris kekayaan alam flora dan fauna, serta kreasi gambar dan ukiran.

Tak hanya busana dan aksesories, keikutsertaan anak-anak pelajar dari mulai tingkat SD, SMP, SMK dan SMA memberikan makna tersendiri bagi kelangsungan seni budaya Suling Tambur di Raja Ampat dari kekuatiran akan adanya ancaman nilai-nilai luar melalui informasi dan teknolgi  terhadap eksistensi Suling Tambur Raja Ampat.

Para pelajar yang mengikuti festival suling tambur kelima Tahun ini adalah SD YPK Meosbekwan Distrik Kepulauan Ayau, SD YPK Saporkren Distrik Waigeo Selatan, SMP Negeri 24 Abidon Distrik Kepulauan Ayau, SMA Negeri 1 Raja Ampat, dan SMK YPK Bukit Zaitun Raja Ampat Distrik Kota Waisai.

Panitia juga mencatat terjadi perkembangan grup suling tambur pada tiap distrik dimana Distrik Waisai kota mengirim tujuh grup dari Kelurahan Warmasen, Kelurahan Sapordanco, Kelurahan Bonkawir, SMA Negeri 1 dan SMK YPK Bukit Zaitun Raja Ampat.

Informasi terakhir yang dihimpun media ini bahwa, Festival suling tambur ke-enam pada tahun 2023 mendatang rencananya akan kembali dilaksanakan Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Raja Ampat dengan memilih Kampung Urbinasopen, Ibu Kota Distrik Waigeo Timur, Raja Ampat sebagai tuan rumah perhelatan Festival tahunan tersebut.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network