Sekjen Genzet Jatim Naufal Arsy mengatakan, pihaknya sengaja menggelar ajang turnamen esports sesuai arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk memperbanyak ajang kompetisi bagi para milenial dan gen-Z.
"Kami fasilitasi teman-teman milenial dan gen-Z agar memiliki ajang untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan kualitas permainan mereka di bidang esports ini. Hal baik yang bisa kita syukuri dari kompetisi adalah ia memacu kita untuk menjadi lebih baik. Dan itu bagus buat milenial dan gen-Z seperti kami,” katanya.
Arsy berharap esport tidak hanya muncul sebagai tren. Pertumbuhan esport harus diikuti dengan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan. Tujuannya, muncul talenta baru esport yang akan bisa menjadi tulang punggung prestasi olahraga elektronik Indonesia di ajang dunia. “Ada 90 juta pengguna Mobile Legend di dunia dan 34 juta di antaranya atau sepertiganya berasal dari Indonesia.
Populasi super jumbo ini seharusnya membawa Indonesia sebagai negeri yang diperhitungkan di tataran Mobile Legend dunia,” katanya.
Genzet Jatim, kata Arsy, tidak hanya berfokus menggelar turnamen. “Fokus kami adalah ekosistem esports. Artinya, ini bukan soal satu atau dua event saja. Membangun ekosistem itu meliputi scouting atau pencarian bakat atlet, peningkatan kualitas permainan melalui workshop atau coaching clinic oleh pemain-pemain pro, juga program magang di tim esports yang sudah profesional. Ke depan, program-program ini akan kami integrasikan dengan visi Pak Erick Thohir,” katanya.
Arsy mengatakan, pertumbuhan esport di Indonesia begitu pesat. Bahkan, di tengah lesunya berbagai sektor ekonomi selama 2 tahun pandemi, esport adalah satu dari sedikit sektor yang justru terus mengalami pertumbuhan. “Data yang kami dapatkan, selama pandemi, esport tumbuh 4,47 persen. Pertumbuhan ini hanya bisa dikalahkan oleh subsektor televisi,” kata Arsy yang juga CEO di salah satu perusahaan swasta di Surabaya tersebut.
Genzet Jatim adalah organisasi relawan yang didirikan milenial dan generasi Z di Jawa Timur. Semua anggota relawan ini berusia di bawah 25 tahun. Arsy sendiri kini masih 20 tahun dan berkuliah di salah satu kampus negeri di Surabaya. Para relawan Genzet Jatim merasa sejalan dengan ide-ide Erick Thohir untuk memberi banyak ruang bagi anak muda untuk berkiprah di sektor publik. Termasuk membuka pintu bagi milenial untuk menjadi bagian dari direksi BUMN.
“Pak Erick Thohir mengatakan bahwa kaum muda tidak tersandera masa lalu. Anak muda juga tidak punya kepentingan dari orang-orang lama yang dulu berkuasa. Ide-ide tersebut yang ber-resonansi dalam benak kami para generasi Z dan membuat kami tergerak untuk bekerja mewujudkan visi Pak Erick Thohir,” katanya.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait