Selain mengembangkan bakat dan kemampuan, sambung Eri, para atlet wanita itu ke depannya juga bisa menularkan bakatnya di setiap RW, Kelurahan dan Kecamatan. “Dengan begitu akan muncul semua atlet-atlet wanita lainnya. Karena membangun Surabaya tidak bisa dilakukan sendirian oleh Pemerintah Kota (Pemkot),” sambung Eri.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu mengungkapkan, Surabaya memiliki banyak fasilitas penunjang olahraga. Mulai dari Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Gelora Pancasila, Lapangan Hoki, Gelora 10 Nopember, serta masih banyak lainnya. Semua fasilitas itu dapat digunakan cuma-cuma oleh para atlet Kota Pahlawan dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya.
“Jadi Bu Kadis (Disbudporapar), jangan ditarik uang, gratiskan. Asalkan itu (fasilitas) digunakan untuk menunjang prestasinya atlet Surabaya, nanti Koni yang menentukan. Kalau atlet dari luar daerah, baru boleh ditarik Bu Kadis,” pesan Cak Eri.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus PERWOSI Jatim, Arumi Bachsin mendukung program dan fasilitas penunjang prestasi olahraga Pemkot Surabaya. Menurut Arumi, olahraga itu harus “Mengolahragakan masyarakat dan Memasyarakatkan olahraga”.
“Kalau Memasyarakatkan olahraga itu bagaimana membuat olahraga itu eksis. Sedangkan Mengolahragakan masyarakat, mengajak atlet wanita yang telah pensiun untuk terlibat dalam kegiatan PERWOSI. Mengajak perempuan dan anak untuk ikut dalam kegiatan olahraga,” kata Arumi.
Menurut Arumi, dengan melibatkan atlet yang purna tugas, maka ke depannya akan membuat perempuan dan anak menjadi lebih sehat dan terhindar dari penyakit. “Jadi PERWOSI bukan hanya memperhatikan atlet wanita yang masih aktif di bidang prestasi, akan tetapi juga memberikan perhatian lebih kepada seluruh elemen yang berkaitan dengan perempuan dan olahraga,” tuturnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait