BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi serius memperhatikan kasus stunting. Tercatat, kasus stunting terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Penurunan kasus stunting ini tak lepas dari kerja keras Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Abas. Tahun 2022 prevalensi rate-nya mencapai 20,1 persen, kendati demikian angkanya cukup tinggi dengan kasus stunting di Banyuwangi trennya turun sejak 2018.
Pada tahun tersebut persentasenya mencapai 32 persen, ditahun 2019 turun menjadi 24,46 persen. Pada tahun 2020 hingga 2021 tidak ada data terkait stunting karena ada penangan pandemi covid-19. Sedangkan di tahun 2023 ini tergetnya diangka 17 persen.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Abas mengatakan, penanganan stunting harus dilakukan secara bergotong-royong serta melibatkan semua pihak.
"Kami senang PNM ada progrm edukasi terhadap masyarakat mengenai PHBS. Stunting adalah masalah kita bersama, bukan hanya Pemkab serta dinas terkait saja," kata Ipuk dalam virtual yang digelar di El-Royal Hotel Banyuwangi.
Ipuk menambahkan, program edukasi PHBS tersebut juga mencegah stunting selaras apa yang diprogrmkan oleh Pemerintah pusat atas dasar intruksi dari Presiden Repeblik Indonesia.
Ia berharap akan dilakukan edukasi terus menerus tentang PHBS akan mencegah stunting, maka itu dapat menciptakan generasi massa depan yang unggul.
"Mempercepat penurunan stunting di Banyuwangi itu melibatkan kader posyandu serta pedagang sayur keliling atau mlijo dalam penyalurn makanan bernutrisi terhadap keluarga balita," ungkap Ipuk.
Kepala Divisi Jasa Manajemen serta Kemitraan PNM, Mira Damayanti menambahkan siap mendulung program pemerintah untuk edukasi kesehatan masyarakat.
"Nasabah mekar ini semua perempuan, untuk melakukan edukasi sampai paham mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu juga anak - anak bisa diarahkan menerapkan hal tersebut, sehingga saling bersinambungan," ucap Mira.
Edukasi PHBS itu terdapat 300 nasabah PNM Mekar yang dikemas secara sederhana agar mudah dipahami. Sosialisasi terkait akses air minum serta sanitasi yang aman sebagai salah satu cara mitigasi terhadap stunting dan pengenalan lima pilar Sanitasi Total Berbasis masyarakat (STBM).
"Kami optimis, program edukasi kepada nasabah Mekar sebagai kelanjutan dari produk mekar Wash bisa mendukung target penurunan angka di Kabupaten Banyuwangi bisa mencapai 14% pada tahun 2024," ungkap Mira.
Sejak tahun 2019, PNM tersebut bermitra dengan water untuk mengembangkan produk mekar wash yakni pembiayaab air minum dan sanitasi bagi nasabah PNM mekar.
Pihaknya mencatat hingga 31 Desember 2022 PNM berhasil menyalurkan pembiayaab sebesar Rp 202,4 T, terhadap nasabah PNM mekar yang berjumlah 13.921.722 juta nasabah.
"PNM memiliki 3.510 kantor layanan PNM Mekar serta 705 kantor layanan PNM Ulamm di seluruh Indonesia yang melayni UMK di 34 Provinsi dan 513 Kabupaten dan Kota sert 6.655 Kecatan Seluruh Indonesia," akunya.
Penyaluran produk mekar di Region Banyuwangi sampai dengan 25 januari 2023 sebanyak 144.783 NoA dengan total Os penyaluran sebesar Rp1,83 Triliyun.
Sedangkan penyaluran produk mekar wash di Region Banyuwangi sampai dengan bulan desember 2022 sebanyak 3.632 NoA dengan total Os penyaluran sebanyak Rp 1.683.7589.839.
Sementara itu, tim Lead Lembaga Keuangan Water, org, Rahmat Hidayat mengatakan, selama ini pihaknya fokus peningkatan kualitas air bersih serta sanitasi.
"Banyuwangi selama ini sangat intens mendukung serta mendorong masyarakat untuk menerapkan PHBS, ada kaitannya dengan stunting," terang Rahmat.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait