Gus Yahya mengartikan, kalau wacana itu ditangkap sebagai substansi maka NU lalu menemukan satu cara pandang tentang santri bukan sebagai kelompok atau identitas kelompok, tetapi sebagai nilai, yaitu ilmu pengetahuan dan adab.
"Kami harus memproses ini. Saya kira, ini akan selaras juga dengan agenda-agenda yang kita pikirkan di PBNU," pungkasnya.
Sebelumnya, Wapres menegaskan, yang dimaksud santrinisasi bukanlah Islamisasi, karena hal ini akan mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia. Namun, santrinisasi lebih kepada menjadi umat terbaik dengan mengamalkan kebaikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip NU.
"Umat yang terbaik yang mampu melakukan amal ma'ruf sesuai dengan cara-cara dakwah Nahdliyah. Dan juga membangun umat yang kuat, ummatan qawiyyan dan juga umat yang memiliki ketangguhan, resilience," tegasnya.
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip tersebut, Wapres pun mengajak Nahdliyin untuk tetap mengamalkan kebaikan secara berkelanjutan (sustainable improvement).
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait