Diungkapkannya, selain gangguan penglihatan katarak dan Pterygiium, ada pula pemeriksaan pada 900 siswa dan hasilnya 135 diantaranya menderita kelainan refraksi sehingga membutuhkan kacamata untuk mengoreksi penglihatannya.
Ia menyebutkan, Eyelink Foundation melibatkan 4 Dokter Mata dan 40 tenaga medis yang terlibat dalam baksos ini di tambah relawan dari Unusa.
Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, mengatakan, relawan yang berangkat ke Bawean itu selain dokter juga perawat.
“Para dokter yang berangkat sekaligus untuk melakukan pengabdian masyarakat, demikian juga dengan para mahasiswanya. Kami akan mengirimkan beberapa tahap ke lokasi, juga akan menyiapkan relawan pada kegiatan serupa di daerah-daerah di Jatim yang menjadi sasaran Eyelink Foundation dalam bakti sosialnya,” paparnya
Kerjasama ini bagian dari keikustertaan Unusa sebagai perguruan tinggi NU dalam memperingati satu abad NU.
“Kami bersyukur dapat bersama-sama asosiasi dan lembaga terkait serta Eyelink Foundation dapat berkontribusi untuk masyarakat yang memang masih dapat disembuhkan atas kebutaan mereka diderita,” ucapnya.
Tentu, kata Jazidie, langkah menolong orang yang awalnya dapat melihat dan dipastikan sudah dapat membaca baik latin maupun Alquran, lalu kemudian buta karena katarak, dan bisa kembali melihat akibat dioperasi, nilainya amat sangat besar dan tak ternilai.
“Insya Allah ganjarannya sangat besar dari huruf-huruf Alquran yang bisa dibaca Kembali,” tutupnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait