Ngeri! Keracunan Massal, Kebakaran Gedung dan Teror Bom Ancam Gedung Pertamina Regional Jatimbalinus
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PT Pertamina Patra Niaga di Regional Jatimbalinus menghadapi musibah yang cukup mengerikan. Belum selesai proses menangangi pegawai yang keracunan masal akibat kudapan snack rapat, Gedung Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus di kawasan Jagir Surabaya ini terbakar. Bahkan mendapatkan teror bom.
Insiden berawal saat kegiatan rapat internal di Lantai 1, 5 dan 6. Pada saat proses evakuasi korban keracunan massal, tiba-tiba terjadi kebakaran di lantai 6.
Proses penanganan medis dan pemadaman api kemudian dilaksanakan secara simultan terdapat korban pada saat evakuasi dan pemadaman api.
Pada saat api telah dinyatakan padam, Excecutive General Manager mendapatkan telepon dari Orang Tidak dikenal yang mengaku bertanggung jawab terhadap insiden keracunan massal dan kebakaran gedung. Orang Tidak dikenal tersebut juga menyampaikan bahwa telah memasang bom di lingkungan Kantor Regional Jatimbalinus.
Pertamina berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (Polsek dan Brimob Jawa Timur) untuk penanggulangan ancaman bom dan sabotase tersebut.
Beruntung, insiden itu tidak ada korban nyawa. PT Pertamina Patra Niaga di Regional Jatimbalinus selama ini sudah berkolaborasi dengan Polda Jawa Timur, Rumah Sakit dan masyarakat sekitar, sehingga sigap dalam menangani inseiden.
Keracunan Masal, Kebakaran Gedung dan Teror Bom tersebut merupakan rangkain dari Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) Level 0. Kegiatan ini sebagai bentuk kesigapan dalam penanganan keadaan darurat.
Pjs. Executive Generaal Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, I. M. R. Arnaya Gula menuturkan, Pertamina sendiri rutin melaksanakan simulasi keadaan darurat terutama terhadap seluruh sarana dan fasilitasi seperti Fuel & LPG Terminal, Depot Pengisian Pesawan Udara (DPPU), SPPBE, Mobil tangki dan sarfas lainnya.
"Dan Kali ini kita melakukan simulasi penanggulangan keadaan darurat di Kantor Regional Jatimbalinus, Simulasi kami lakukan sebagai upaya antisipasi dan kesigapan dalam menangani keadaan darurat," katanya.
Menurutnya, smulasi seperti itu harus dilakukan, menyusul resiko pekerjaan di kota besar seperti Surabaya rawan dengan kebakaran Gedung bertingkat, aspek Kesehatan/hygiene dan juga terorisme berupa Ancaman bom.
"Sehingga kesigapan atau awareness harus terus ditingkatkan agar upaya antisipasi bisa secara cepat dilakukan,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait