Di Masyumi tersebut, Ustad Husein menjadi pejabat teras. Dengan menempati posisi ketua komisi hak asasi manusia. "Pernah menjadi anggota Konstituante di tahun 1955 sampai 1959," lanjut Mukmin. Namun, Ustad Husein akhirnya memilih tak lagi aktif di dunia politik usai Partai Masyumi resmi dibubarkan oleh Presiden Soekarno di tahun 1960.
Sejak saat itu aktivitas Ustad Husein lebih banyak dihabiskan di dunia pendidikan. Diantaranya menjadi pendakwah dan pengajar keliling hingga ke luar negeri seperti di Malaysia dan Singapura. "Kemudian beliau mendirikan YAPI di tahun 1976," terang pria yang sempat menjadi murid dari Ustad Husein secara langsung ini dahulunya.
Abdul Mukmin menerangkan sebagai Intelektual atau Cendikiawan Muslim, Ustad Husein telah menulis banyak buku. Diantaranya yang fenomenal adalah Nabi Bermuka Manis tidak Bermuka Masam, Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah Islamiyyah, dan Terjemahan Injil Barnabas. Sebagai pendakwah, Ustad Husein juga diketahui memiliki pergaulan yang cukup luas. Dia bersahabat baik dengan petinju legendaris asal Amerika, Muhammad Ali.
Kemudian juga Ustad Husein pernah berkorespondensi dengan tokoh Muslim dunia tersohor lainnya seperti; Sayyid Muhammad Al-Maliki, Syeh Muhammad Ghazali, Yusuf Qardawi dan juga Ayatullah Khomaeni.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait