SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dinyatakan lolos program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023. Salah satu yang menjadi awardee program tersebut yaitu Hanif Azhar Istigfarna, mahasiswa prodi S-1 Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNESA. Dia bakal menjalani kuliah di Universitat Pompeu Fabra, Kota Barcelona, Spanyol.
Kesempatan ini tentu sangat berarti bagi Hanif (begitu dia disapa), sebab sebelumnya (2022) dia pernah mencoba mendaftar di program yang sama, tetapi belum beruntung dan harus tertahan di tahap awal. Dia tidak putus asa, kegagalan itu menjadi pelajaran berharga baginya. Tahun ini dia kembali mencoba dan akhirnya berbuah manis.
Mahasiswa semester 6 ini bercerita bahwa motivasinya mengikuti IISMA di antaranya karena ingin merasakan pengalaman kuliah di luar negeri dan suasana belajar yang berbeda. Selain itu ingin memiliki relasi internasional dan mengembangkan diri lebih jauh lagi. “Utamanya ingin belajar lebih banyak di luar negeri. Ini juga didorong dosen dan lingkungan yang menyarankan saya untuk mengejar program belajar ke luar negeri,” ujarnya.
Dia menambahkan, program IISMA tersebut akan dimulai semester depan dan selama satu semester dia akan belajar banyak hal di kampus yang berjarak sekitar 20 menit berkendara dari Camp Nou, stadion kebanggaan FC Barcelona tersebut.
Ada empat mata kuliah interdisipliner yang akan dia pelajari di sana. Pertama, Gender, Sexuality and Diversity: Past and Present. Mata kuliah ini menarik baginya dan apalagi memahaminya dalam perspektif masyarakat yang berbeda-beda.
Kedua, The Collectivity Revolution: Building a Global Community yang ditujukan bagaimana membangun komunitas global sesuai pengalaman di OIA sehingga dia ingin meningkatkan kemampuan terlebih untuk komunitas secara global. Ketiga, Artificial Intelligence, Creativity, and the Arts yang mempelajari mengenai teknologi AI dalam dunia seni dan industri kreatif.
Keempat, Art and Gender in Contemporary Spain yaitu mata kuliah mempelajari dan mengunjungi tempat-tempat karya seni di Spanyol terkait sejarah dan ciri khasnya sehingga bisa learning by doing dengan jalan-jalan sambil belajar.
Hanif mengatakan, pemilihan Universitat Pompeu Fabra bukan tanpa alasan. Salah satunya karena sang Ayah yang merupakan mantan pemain sepak bola dan mengidolakan sang GOAT (Greatest of All Time), Lionel Messi, yang 19 tahun membela Blaugrana (Barcelona).
“Meski Messi sudah pindah klub, tetap saja Barcelona menjadi sesuatu yang istimewa. Ini bisa menjadi cerita dan kebanggaan tersendiri buat Ayah. Barcelona yang dulu melekat dengan Messi kini menjadi tempat belajar anaknya. Di sana saya bisa banyak belajar, Apalagi banyak museum. Ya, sekaligus mewujudkan impian orang tua,” ucapnya.
Perjuangan Hanif lolos program tersebut penuh tantangan. Dia memenuhi sertifikat tes bahasa Inggris dan membuat esai karena dituntut memberikan uraian yang tepat secara singkat. “Tantangannya kita hanya diberi limit 350 kata per pertanyaan. Sedikit banget dan kita harus jawab pertanyaan dengan baik dan benar, sehingga aku harus mencari kenalan untuk mereview esai alhamdulillah di KUI/OIA aku dibantu review esai di samping aku juga minta koreksi dosenku yang S-3 di London,” ucapnya.
Selanjutnya pada tahap interview yang mana tahapan ini juga harus dipersiapkan dengan sangat baik bahkan Hanif juga sampai ikut pelatihan di ITS. “Aku sudah mencoba 2 kali ikut meskipun gagal aku tetap mencoba hingga lolos di uji coba kedua, karena ini kesempatan terakhir aku bisa daftar IISMA jadi tekanannya sangat terasa. Sayang aja gitu kalau nggak nyoba kita nggak akan tahu rasanya. Jadi selama ada kesempatan harus dioptimalkan,” terangnya.
Mahasiswa yang hobi bermain game dan mendengarkan musik ini juga aktif di berbagai kegiatan non-akademik seperti organisasi dan volunter dibuktikan keterlibatannya dalam HMJ Bahasa Inggris selama dua periode dan sering mengikuti kepanitiaan BEM FBS UNESA. Dia juga beberapa kali ikut volunteer mengajar baik di dalam maupun luar kampus, saat ini Hanif aktif menjadi volunteer di OAI/KUI UNESA sebagai Koordinator Divisi Hospitality.
Pria asal Kota Pahlawan itu berbagi kiat lolos program IISMA. Pertama, terus mengembangkan skill dan minimal kemampuan bahasa asing. Kedua, manfaatkan kesempatan. Kalau gagal jangan menyerah, tetapi jadikan bahan bakar untuk kembali bangkit. Ketiga, menyeimbangkan akademik dan non-akademik, karena di IISMA IPK juga menentukan.
Keempat, ikut program belajar bahasa Inggris jauh-jauh hari dan secara berkala ikut tes untuk mengetahui level atau skor bahasa Inggris. Kelima, konsultasi dengan awardee IISMA sebelumnya, termasuk untuk mengetahui bagaimana membuat esai. Selain itu, konsultasi dengan dosen atau kenalan sekaligus untuk mereview esai.
“Kalau sudah ikhtiar, kita serahkan dengan doa. Doa kita ya doa orang tua. Saya harap ke depan makin banyak mahasiswa UNESA yang lolos program IISMA,” tutup pria kelahiran 13 Januari 2002 itu.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait