Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyuwangi, Ilham Triadinagoro mengatakan, berdasarkan identifikasi batu bata merah berukuran besar tersebut adalah karakteristik peninggalan masa lalu atau peninggilan zaman kuno.
Ilham menambahkan, batu bata tersebut berukuran variasi, berdasarkan teknik pengerjaannya dilakukan sangat tradisional tanpa glasir 50 persen masih utuh. "Banyak struktur bata umumnya ditemukan sebagian besar terakota ini padat, tetapi juga ditemukan berdinding tipis," katanya.
Tim cagar budaya turun untuk melakukan cek lokasi temuan baru bata yang diduga dari zaman lampau. Foto iNewsSurabaya/siswanto
Pihaknya masih terus melakukan dan berupaya melakukan penelitian serta pengkajian sejumlah tempat yang berpotensi memiliki situs purbakala. Penyelamatan ini dilakukan untuk meneliti dan mengidentifikasi terhadap artefak yang diduga menjadi obyek cagar budaya.
"Batu bata terakota ini adalah seni kerajinan sejak era Kerajaan Mojopahit yakni abad ke-13. Artefak terakota yang signifikan selama bartahun - tahun banyak ditemukan dari kegiatan pertanian, perkebunan dan membangun jalan," tambah Ilham.
"Selain itu juga ditemukan bata berukuran besar serta ditemukan artefak lain yakni perselen diduga dari massa Dinasti Ming Wanli (1373-1620) serta puluhan pecahan gerabah. Barang hasil temuan itu diamankan di salah seorang perangkat Desa," ujar Ilham
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait