Lebih lanjut, Soebahar menjelaskan, bahwa selama ini komitmen ibu Gubernur pada fasilitasi pengembangan pesantren sangat besar. Pemprov sudah mengalokasikan anggaran yang cukup besar dari APBD untuk beasiswa-beasiswa itu, termasuk yang ke Mesir", tambahnya.
Para calon penerima beasiswa harus mengikuti seleksi yang sangat ketat. Selain harus menguasai kitab kuning, mereka juga diuji kelayakan potensi akademik dan wawasan kebangsaannya.
"Kita ingin supaya, mereka nantinya menjadi intelektual muslim yang mumpuni dan memiliki komitmen kuat terhadap kebangsaan dan keIndonesiaan". Ada dua aspek yan kualifikasi akademik SDM pesantren," tandasnya.
Sekretaris LPPD yang juga koordinator Timsel, Dr. H. Achmad Muhibbin Zuhri, MAg menjelaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan itu, seleksi beasiswa dilakukan sangat ketat.
"Kami melibatkan para kiai dan akademisi dari berbagai pesantren dan perguruan tinggi sebagai penguji," tuturnya.
Muhibbin melanjutkan, mereka yang lolos dari seleksi ini, akan mengikuti seleksi tahap berikutnya, yaitu ujian kompetensi bahasa Arab langsung dari para dosen-dosen Universitas Al-Azhar, Selanjutnya, mereka akan mengikuti matrikulasi bahasa selama 5 bulan di kampus PUSIBA Bekasi.
"Kami bekerja sama dengan PUSIBA (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab), satu-satunya lembaga di Indonesia yang mendapatkan kepercayaan Universitas Al-Azhar dan OIAA (Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar) untuk menyiapkan calon-calon mahasiswa yang memenuhi kelayakan," tambah Muhibbin.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, calon yang lolos dari 2 tahap seleksi di LPPD akan menempuh program intensif di Bekasi mulai bulan Juni yang akan datang.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait