Ketiga tipe hunian terbaru ini dibangun di atas lahan dengan luas mulai dari 50 m2 hingga 105 m2 dan luas bangunan mulai dari 59 m2 hingga terbesar mencapai 126 m2. Membidik target pasar konsumen menengah ke atas, rumah-rumah tipe baru ini dipasarkan mulai dari harga sekitar Rp1 miliar.
Rumah tipe Kyra dibangun di atas lahan seluas 50 m2 dengan dua pilihan luas bangunan yakni Standar (59 m2) dan Deluxe (65 m2). Perseroan hanya menyediakan sebanyak 28 unit rumah tipe Kyra yang dipasarkan dengan harga mulai Rp1 miliar.
Untuk kebutuhan rumah lebih besar, Perseroan menyediakan tipe Severa dengan lahan seluas 90 m2 dan dua pilihan luas bangunan yakni Standar (77 m2) dan Deluxe (84 m2). Tipe Severa tersedia sebanyak 32 unit dengan harga mulai Rp1,6 miliar.
Rumah tipe Merra hadir sebagai hunian dengan ukuran paling besar. Tipe ini dibangun di atas lahan seluas 105 m2 dengan dua pilihan luas bangunan yakni Standar (101 m2) dan Deluxe (126,5 m2). Perseroan hanya menyediakan rumah tipe Merra sebanyak 22 unit dengan harga mulai Rp2 miliar.
“Lewat peluncuran ketiga tipe baru ini, kami ingin memberikan bigger experience, bigger creativity, dan bigger opportunity bagi masyarakat. Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen melalui tiga tipe rumah baru ini, baik dari sisi desain, mutu, fungsionalitas, hingga aspek keterjangkauan harganya," kata Hans Wibisono lebih lanjut.
Hans Wibisono optimistik tipe- tipe rumah baru ini akan mendapat sambutan baik oleh konsumen. Selain mempertimbangkan minat masyarakat untuk tinggal di Amesta Living cukup tinggi, sebagian besar para pencari rumah berasal dari kelompok milenial yang memiliki daya beli cukup tinggi. Segmen konsumen ini memiliki kecenderungan fokus dalam mencari hunian berkualitas, yang bukan hanya dari sisi mutu produk, tetapi juga lingkungan tempat tinggal.
“Kami sangat yakin tipe-tipe rumah baru ini dapat memenuhi kebutuhan mereka. Dari peluncuran ini kami menargetkan angka penjualan sebesar Rp120 miliar dengan target serah terima unit selama 18 bulan,” ungkapnya.
Direktur Pemasaran Intiland untuk wilayah Surabaya Harto Laksono mengungkapkan, bahwa minat masyarakat Surabaya untuk tinggal di kawasan Amesta Living cukup tinggi. Hal tersebut terbukti pada saat diluncurkan pertama kali, Amesta Living berhasil memasarkan lebih dari 259 unit rumah dalam sehari.
Kesuksesan ini tak lepas dari keunggulan dari sisi konsep pengembangan kawasan terpadu dan lokasinya yang strategis, yakni di nol OERR yang merupakan jalan nasional dengan lebar 60 meter yang membentang dari sisi utara Kota Surabaya hingga ke Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo.
Rumah-rumah di Amesta Living dirancang dengan konsep desain Japandi (Japan dan Skandinavia) yang mengutamakan aspek life balance, kesederhanaan, praktis, teratur, dan fungsional serta multifungsi. Desain ini lahir dari munculnya kesadaran di kalangan generasi muda terhadap pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam.
"Kami terus berusaha memberikan inovasi-inovasi terbaik pada setiap produk properti, sehingga memenuhi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini dan untuk masa depan," ujar Harto Laksono.
Amesta Living pun menjadi kawasan hunian terpadu yang sangat mudah untuk diakses. Kawasan ini juga sangat dekat dengan berbagai fasilitas publik serta akses jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Mempertahankan konsep desain kawasan dengan pendekatan biophilic, Amesta Living mementingkan terciptanya harmoni untuk menghadirkan lingkungan sehat yang mendorong kreativitas dan hidup yang lebih produktif dalam setiap pengembangannya.
Komitmen tersebut juga tercermin di dalam desain tipe- tipe rumah baru ini. Penataan layout antarruang dapat maksimal, fungsi setiap ruangan dapat optimal, penggunaan jendela-jendela besar sehingga membuat sirkulasi udara menjadi lancar.
Kawasan Amesta Living juga dikelola oleh estate management yang profesional. Kawasan ini dilengkapi pula oleh berbagai fasilitas penunjang seperti fasilitas komersial, pendidikan, social living, serta berbagai area- area publik yang difungsikan sebagai fasilitas komunal.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait