SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Lembaga pemeringkatan yang mengukur kinerja universitas berdasarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, Times Higher Education (THE) Impact Ranking mengumumkan hasil pemeringkatan secara live pada Kamis, 1 Juni 2023. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) secara keseluruhan menduduki peringkat ke-15 nasional. Khusus pada SGD 5 tentang gender equality, UNESA menduduki peringkat ke-5 nasional.
Direktur Inovasi, Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah, Prof. Nadi Suprapto, S.Pd., M.Pd., Ph.D., mengatakan bahwa THE Impact Ranking menggunakan indikator yang dikalibrasi dengan hati-hati untuk memberikan perbandingan yang komprehensif dan seimbang di empat bidang: research, stewardship, outreach and teaching.
Dia menambahkan, pada partisipasinya yang kedua ini (2023), secara keseluruhan di tingkat dunia, UNESA memperoleh peringkat 601-800 dari 1.591 institusi di dunia. Tahun 2023 ini, UNESA berpartisipasi pada 9 dari 17 SDGs yaitu SDG1 (no poverty), SDG3 (good health and well-being), SDG4 (quality education), SDG5 (gender equality), SDG8 (decent work and economic growth), SDG10 (reduced inequalities), SDG13 (climate action), SDG16 (peace, justice and strong institutions), dan SDG17 (partnerships for the goals).
Sesuai dengan metodologinya, dari 17 SDGs tersebut akan dipilih 3 SDGs dengan skor tertinggi dengan bobot masing-masing 26% dan SDG wajib yaitu SDG17 dengan bobot 22%. Tiga unggulan Unesa di Impact ranking 2023 ini meliputi SDG1, SDG5, dan SDG8. Adapun SDG 5 mencapai skor tertinggi: 66,5 atau di peringkat 101-200 dunia.
Datapoint Unesa menunjukkan bahwa, riset terkait SDG5 memperoleh skor 70,1. Bahkan skor tertinggi dari indikator SDG 5 diperoleh dari persentase senior female academics dan persentase women receiving degrees masing masing 90,7 dan 88,3.
Guru besar FMIPA itu melanjutkan, skor bagus UNESA di SDG5 tentang gender equality tidak lepas dari faktor riset kesetaraan gender yang dilakukan beberapa tahun belakangan ini. Partisipasi riset tersebut dinilai bagus dan memiliki dampak yang luar biasa di tingkat dunia sehingga skornya juga bagus. Selain itu, juga karena faktor komposisi sivitas akademika Unesa yang bisa dikatakan seimbang antara laki-laki dan perempuan.
“Jadi di dunia ini kan eranya emansipasi atau pemerataan peran perempuan termasuk di sektor pendidikan. Nah, persentase mahasiswa, dosen, tendik maupun pimpinan yang perempuan di Unesa ini cukup banyak sehingga mendapat skor yang bagus. Di aspek itu, kita tidak hanya riset saja, tetapi ada bukti real kesadaran gender di dalam lembaga," ucapnya.
Dia menambahkan, naiknya poin yang diperoleh Unesa dalam pemeringkatan tersebut menjadi motivasi bagi UNESA untuk terus melakukan inovasi dan lompatan di bidang pemeringkatan. Adapun yang dilakukan tentu meningkatkan kualitas riset, inovasi dan keterlibatan di program-program internasional serta terus berpartisipasi dalam pemeringkatan internasional.
Dia menargetkan, posisi UNESA bisa naik ke posisi 401-600 atau 500 besar dunia ke depan. Atau paling tidak, skor Unesa bisa naik ke angka 70. "Saya selalu menekankan bahwa pemeringkatan merupakan salah satu indikator pengukuran kualitas lembaga. Prinsip kita terkait pemeringkatan ini tentu bukan hanya sebatas angka atau skor, tetapi kualitas dari penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi," tandasnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas, Junaidi Budi Prihanto, S.KM., M.KM., Ph.D., mengatakan bahwa capaian UNESA terbilang luar biasa dalam keterlibatannya di lembaga pemeringkatan dunia. Hanya dalam dua kali partisipasi saja, posisi kampus ‘Rumah Para Juara’ terus merangsek ke atas.
“Ini capaian yang bagus dan tentu menjadi motivasi buat kita bersama untuk terus meningkatkan kualitas ke depan. Terkait perangkingan perguruan tinggi ini tentu bukan tujuan, tetapi sebagai akibat dari sebuah proses menjalankan mutu perguruan tinggi itu sendiri. Itu yang kita tunjukan ke dunia internasional,” ucapnya.
Adapun yang akan terus dilakukan ke depan agar peringkat Unesa semakin naik ke level 500 dunia yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran atau lingkungan pendidikan yang berkualitas. Selain itu itu juga memperbanyak riset-riset strategis dengan mitra dalam dan luar negeri. Riset ini, tekannya, tidak hanya dari sisi angkat saja, tetapi yang dikejar adalah kualitas, outcomes atau dampaknya bagi mahasiswa, lembaga dan masyarakat. "Kalau riset kita sudah bagus dan terekognisi secara internasional, tentu nanti akan berdampak pada tingkat sitasi atau pengaruh riset dan reputasi," tutupnya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait