Kekeringan Serang Kabupaten Mojokerto, Warga Tak Dapat Air Bersih hingga Tunggu Pertolongan

Arif Ardliyanto
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menjadi satu diantara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dilanda kekeringan. Foto iNewsSurabaya/ist

MOJOKERTO, iNewsSurabaya.idKekeringan mulai melanda dibeberapa wilayah di Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menjadi satu diantara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dilanda kekeringan.

Saat ini, Pemkab berupaya mengatasi daerah terdampak bencana kekeringan, seperti di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Area desa ini sangat mengenaskan, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup. Akhirnya, Pemkab Mojokerto menyalurkan air bersih sebanyak 716.000 liter atau setara dengan 179 tangki air bersih. 

Selain itu, Pemkab Mojokerto juga telah mengucurkan dana sebesar Rp. 199.350.000,- untuk pengadaan air bersih sebanyak 443 tangki yang disalurkan juga ke Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, dan Desa Duyung Kecamatan Trawas dengan masing-masing 132 tangki air bersih. 

Pelaksanaan penyaluran distribusi air bersih di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto ini pun turut dipantau secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parwansa. Ia juga turut menyerahkan bantuan tambahan berupa tandon air berukuran 1.200 liter sebanyak 4 unit, terpal sebanyak 30 buah, 100 paket sembako, 2 unit tandon lipat dan 300 buah jerigen dari BPBD Jatim. 

Sesuai dengan data BPBD Jatim per 18 Juni 2023, bencana kekeringan atau krisis air bersih telah melanda tiga desa di kaki Gunung Penanggungan yang berada di Kabupaten Mojokerto yakni Desa Kunjorowesi, Desa Manduro Manggung Gajah, dan Desa Duyung. 

Adapun total penduduk yang terdampak kekeringan air bersih mencapai 7.589 jiwa/2.409 KK. Yang terdiri dari, warga terdampak dari Desa Kunjorowesi 4.937 jiwa/1.556 KK, Desa Manduro Manggung Gajah 1.861 jiwa/597 KK dan Desa Duyung 791 jiwa/256 KK.

Pada pelaksanaan penyaluran air bersih ini, Gubernur Khofifah juga didampingi Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati untuk memastikan proses distribusi air menggunakan mobil tangki kapasitas 4.000 liter berjalan dengan baik. 

Melalui pers rilis Diskominfo Kabupaten Mojokerto, Gubernur Khofifah mengungkapkan,  berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musim kemarau 2023 di Jawa Timur diperkirakan terjadi pada Mei – September 2023. Dengan puncak musim kemarau akan terjadi di akhir Juli – Agustus 2023. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Gubernur Khofifah pun memastikan BPBD Provinsi Jatim agar terus melakukan pendistribusian air bersih ke sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan. Di Kecamatan Ngoro, dilakukan pendistribusian air selama 45 hari mulai tanggal 12 Juni - 26 Juli 2023.

Dalam pendistribusiannya, di Desa Kunjorowesi disalurkan sebanyak 4 tangki, sedangkan Desa Manduro Manggung Gajah dan Duyung masing-masing 3 tangki, dengan kapasitas tangki sekali pengiriman adalah 4.000 liter.

“Alhamdulillah hari ini kita bisa memberikan sapaan berupa suplai air bersih. Disini kebutuhan sehari-hari rata-rata 10 tangki kapasitas 4.000 liter tapi tidak hanya di dusun ini tapi beberapa dusun lain. Namun juga tadi saya lihat sudah banyak tandon dari BPBD di sejumlah titik di Desa ini. Tentunya Ini jadi bagian dari upaya kita mendekatkan distribusi air bersih ke rumah-rumah penduduk,” kata Khofifah, Senin (19/6). 

Gubernur Khofifah menyampaikan, potensi kekeringan di Jawa Timur pada tahun 2023 ini, diperkirakan terjadi di 27 kabupaten/kota yang terdiri dari 221 kecamatan, 844 desa/kelurahan dan 1.617 dusun.  Dengan rincian 500 desa kering kritis, 253 kering langka, dan 91 desa kering langka terbatas.

“Petanya sudah sangat detail. Untuk itu intervensi penanganan kekeringan ini butuh gotong royong dan kebersamaan baik dari Pemprov Jatim, Pemkab Mojokerto, maupun dari pihak kecamatan, desa, dusun sampai para relawan. Ini tadi saya lihat ada BPBD, TAGANA, TKSK dan pendamping  PKH. Saya mohon jaga kekompakan dan guyub rukun untuk memberikan layanan bagi seluruh masyarakat,” jelas Gubernur Khofifah.

Guna mengatasi masalah kekeringan di Desa Kunjorowesi, Gubernur Khofifah pun mengatakan, pada dasarnya sudah dilakukan uji coba pembuatan sumur artesis. Namun di kedalaman 40 meter ada bebatuan. Yang mana pada titik ini, untuk menyiapkan sumur artesis, secara teknologi harus didukung alat pendeteksi melalui kedalaman dan keamanan tertentu. 

Terkait pembuatan sumur artesis ini, Gubernur Khofiffah mengungkapkan, Pemprov Jatim telah melakukan uji coba pembuatan sumur artesis di beberapa titik yang memiliki potensi kekeringan saat musim kemarau. Namun, tidak semua berjalan lancar karena mengalami beberapa kendala, seperti di kedalaman tertentu ditemukan bebatuan sehingga tidak bisa diteruskan.

“Atau pada kedalaman tertentu muncul sumber air tapi kandungan garamnya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Ada juga di daerah tertentu muncul sumber air tapi kandungan minyaknya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Jadi biasanya memang ada proses yang harus dilanjutkan ke laboratorium selama kurang lebih 7 hari setelah ditemukan sumber air,” ujar Khofifah.

Gubernur Khofifah pun membeberkan, pihaknya juga akan terus berupaya memaksimalkan mencari sumber air bersih untuk memberikan substitusi ketika musim kemarau terjadi. Terlebih, di musim kemarau pada Mei hingga September 2023 yang puncaknya diprediksi akhir Juli sampai agustus ini.

“Maka kita harus secara kontinyu menyuplai air bersih hingga tingkat keterpenuhan air bersih masyarakat bisa kita penuhi. Terimakasih pada seluruh pihak yang telah bersama-sama bersinergi membantu pendistribusian air bersih mulai dari BPBD, Pemkab Mojokerto, sampai dengan TNI dan Polri yang terus memberikan support agar suplai air bersih ini berjalan lancar,” bebernya.

Dalam mengantisipasi masalah kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jawa Timur, Gubernur Khofifah menyampaikan, pihaknya juga telah memimpin langsung rakor dan Apel Siaga Gabungan Pengendalian Karhutla di Pasuruan pada 7 Juni 2023 lalu. Ia pun telah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan No. 188/217/KPTS/013/2023 terhitung tanggal 17 Mei - 17 November 2023.

Sementara itu, Bupati Ikfina sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kehadiran Gubernur Khofifah dalam pelaksanaan penyaluran air bersih di Desa Kunjorowesi ini. Ia berharap dengan harapan kehadiran Gubernur Khofifah semoga menjadi momen bersama-sama dalam mencari solusi bagi warga Kunjorowesi terkait kebutuhan air bersih terutama di musim kemarau.

“Terimakasih atas kerawuhan Ibu Gubernur. Mugi-mugi kerawuhan ibu membawa berkah bagi masyarakat disini,” ucap Bupati Ikfina.

Sebagai informasi, Pemkab Mojokerto juga telah menerbitkan status tanggap darurat kekeringan dan karhutla tahun 2023, yang terhitung mulai tanggal 1 Juni 2023 - 31 Oktober 2023. Hal ini tertuang dalam Keputusan Bupati Mojokerto No. 188.45/176/HK/416-012/2023 tentang status tanggap darurat kekeringan dan karhutla tahun 2023.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network