SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Festival Peneleh menjadi penanda akan hidupnya sejarah masa lalu. Di Peneleh diketahui sebagai lokasi penuh dengan perjuangan, Majapahit mencatatkan diri pernah menghiasi Peneleh, Sunan Ampel, hingga kisah perjuangan Soekarno tak bisa lepas dari Peneleh.
Melihat sejarah panjang ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Bank Indonesia (BI) Jawa Timur dan Komunitas Begandring Soerabaia menggelar Festival Peneleh 2023. Kegiatan yang dikemas sebagai Festival Pesta Rakyat ini, merupakan rangkaian dari gelaran Java Coffee Culture 2023.
Dalam gelaran Festival Peneleh 2023, terdapat berbagai rangkaian acara menarik. Seperti pasar rakyat, layar tancap, dan Peneleh Heritage Track. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan nilai sejarah, serta menjadi ajang promosi Kampung Wisata Sejarah Peneleh sebagai destinasi wisata batu di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi hadir bersama istri, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jatim Doddy Zulverdi beserta istri, dan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono beserta jajarannya turut menikmati suasana pasar rakyat. Mereka takjub dengan beragam penampilan menarik yang disuguhkan oleh warga di kawasan Kampung Wisata Sejarah Peneleh.
Wali Kota Eri menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia, Komunitas Begandring Soerabaia, serta seluruh masyarakat yang terus bergotong-royong dalam upaya mengenalkan pengembangan Kampung Wisata Sejarah di Kota Pahlawan.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah mengadakan Festival Peneleh 2023 dengan Java Coffee Clusternya. Saya juga berterima kasih dengan Komunitas Begandring Soerabaia yang terus bersinergi dengan Pemkot Surabaya,” kata Wali Kota Eri, Sabtu (8/7/2023).
Wali Kota Eri mengaku bahwa Festival Peneleh telah direncanakan sejak tahun 2018 bersama Komunitas Begandring Soerabaia. Bahkan, saat itu, Wali Kota Eri masih menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.
“Alhamdulillah setelah saya menjadi Walikota, gelaran ini bisa berjalan. Karena Peneleh, Pandean, Plampitan, hingga Lawang Seketeng memiliki sejarah yang besar. Karenanya kita kembangkan wisata heritage ini,” ungkapnya.
Meski begitu, penetapan Peneleh menjadi Kampung Wisata Sejarah, tentunya bukan tanpa alasan. Sebab, Wali Kota Eri menuturkan bahwa banyak kalangan menyebut Peneleh sebagai situs kebangsaan. Salah satunya, terdapat rumah HOS Tjokroaminoto yang menjadi tempat tinggal Bung Karno saat remaja.
“Karena itulah puncak ilmu kebangsaan dan politik itu ada di Surabaya dari pemikiran HOS Tjokroaminoto. Kita sebagai penerus bangsa ini, anak-anak muda harus memiliki semangat dan spirit seperti Bung Karno dan HOS Tjokroaminoto,” ujarnya.
Di sisi lain, Pemkot Surabaya bersama Bank Indonesia dan Komunitas Begandring Soerabaia turut menggeliatkan perekonomian di kawasan Peneleh dengan menghadirkan UMKM.
“Inilah yang membangkitkan ekonomi dan UMKM kita. Tetapi yang terpenting adalah ini bisa menjadi tonggak sejarah, maka anak SD-SMP di Kota Surabaya kita wajibkan ke Kampung Wisata Sejarah Peneleh. Sehingga mengerti kalau Bung Karno lahir disini dan gurunya HOS Tjokroaminoto,” terangnya.
Walikota yang akrab disapa Cak Eri ini tengah mempersiapkan pengembangan kampung-kampung lainnya di Surabaya untuk menjadi kawasan Kampung Wisata Sejarah. Seperti Kampung Arab dan Kampung Pecinan Surabaya.
“Kita akan menata terus dengan komunitas yang ada di Kota Surabaya. Juga ada kampung lainnya, seperti kampung Arab yang InsyaAllah tahun ini juga akan selesai untuk di kawasan Kiai Haji Mas Mansyur, juga Kampung Pecinan,” jelasnya.
Kedepanya, pada pengembangan Kampung Wisata Sejarah, Pemkot Surabaya membuka diri untuk bersinergi bersama komunitas maupun stakeholder yang ada di Kota Pahlawan. “Sebab pemkot tidak bisa berjalan sendiri, karena itulah pemkot terbuka. Karena saya yakin Surabaya akan menjadi Kota Pahlawan yang bukan hanya slogan saja, tetapi jiwanya juga memiliki jiwa kepahlawanan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jatim Doddy Zulverdi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk meningkatkan ekonomi. Dimana pada sisi ekonomi global, pihaknya mencoba memitigasi dampak pada perekonomian di Indonesia, Jawa Timur, dan di Surabaya.
“Kita optimalkan peluang domestik, kami melihat salah satu potensi dimana Festival Peneleh merupakan bagian dari Java Coffee Culture yang sudah dibuktikan juga pada gelaran tahun lalu. Yakni, ikut berkontribusi dalam menghidupkan kawasan wisata di Jalan Tunjungan,” kata Doddy.
Doddy mengaku, Bank Indonesia ingin kesemarakan Java Coffee Culture juga meluas di sektor lainnya, seperti sektor pariwisata. Karenanya, dengan mengoptimalkan kawasan Kampung Wisata Sejarah Peneleh agar bisa menghidupkan lingkungan perkampungan warga sekitar.
“Ini adalah bagian dari program Bank Indonesia dalam mendukung UMKM dan sektor pariwisata. Pengembangan kampung wisata ini, kami berkolaborasi dengan OPD agar bisa keberlanjutan,” ungkapnya.
Ia berharap, masyarakat maupun stakeholder lainnya bisa turut mendukung upaya tersebut. Doddy mencontohkan bahwa rumah warga sekitar dapat disewakan menjadi penginapan bagi wisatawan luar Surabaya maupun mancanegara. Mengingat kawasan Kampung Wisata Sejarah Peneleh memilih beragam destinasi wisata living heritage.
“Dipromosikan dengan pendekatan cerita sejarah. Maka kita harus optimalkan dari segala sisi karena sejarah di kawasan Peneleh sangat luar biasa,” terangnya.
Ketua Komunitas Begandring Soerabaia, Nanang Purwono mengatakan, kawasan Peneleh sangat berarti bagi seluruh warga Surabaya. Sebab, Peneleh merupakan bagian penting dari Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri, karenanya kami menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri dan Pemkot Surabaya serta Bank Indonesia yang telah memfasilitasi Festival Peneleh 2023,” kata Nanang.
Nanang menjelaskan bahwa kawasan Peneleh merupakan dapur nasionalisme Bangsa Indonesia dalam menciptakan tokoh-tokoh perintis kemerdekaan. Karenanya, sebagai generasi penerus, Nanang berharap seluruh elemen masyarakat tidak melupakan sejarah.
“Dengan festival ini, kita mengerti apa yang kita miliki. Maka potensi sejarah, budaya, dan pergerakan UMKM harus kita teruskan sebagai bagian dalam meneruskan masa depan,” pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait