Oleh sebabnya, ia menegaskan, bahwa SMP swasta di Kota Surabaya tidak kekurangan murid meski banyak peminat yang ingin masuk ke sekolah negeri. Sebab, SMP Negeri di Surabaya pada tahun 2023 ini menerima 17.044 siswa.
"Yang SMP swasta, hari ini sudah ada 17.146 siswa yang terima SMP Swasta. Namun ada 4000 anak yang lulus (SD) yang belum kita ketahui, tapi ini biasanya mondok (Pondok Pesantren). Nah, ini nanti kita akan lihat," ujarnya.
Wali Kota Eri juga menyampaikan bahwa pada tahun 2023, siswa yang masuk SMP swasta di Surabaya, jumlahnya terbanyak dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika di tahun sebelumnya, jumlah peserta didik yang masuk SMP swasta hanya sekitar 16.000 siswa.
"SMP swasta itu sebelum tahun 2023 menerima murid paling banyak 16.000. Tapi sekarang (di tahun 2023) menerima murid sekitar 17.000," tuturnya.
Di tempat yang sama, Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya, Erwin Darmogo menyatakan, bahwa pihaknya bersama pemkot akan menelusuri 4000 lulusan SD di Surabaya yang belum masuk ke SMP negeri maupun swasta. Nah, dari jumlah lulusan itu jika tidak diterima ke SMPN, maka ia mempersilahkan masuk ke SMP swasta.
"Seperti arahannya Pak Wali tadi, bahwa bagi yang belum masuk sekolah (negeri), monggo (silahkan) memilih sekolah swasta yang sesuai dengan kemampuannya dan juga kebutuhan anaknya," kata Erwin Darmogo.
Erwin juga menjelaskan, bahwa ada beragam pilihan SMP swasta di Kota Surabaya. Mulai dari SMP skala nasional hingga lembaga pendidikan yang berbasis agama. "Nah, pilihlah yang dekat dengan rumah dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak-anak," imbaunya.
Sementara terkait dengan adanya SMP swasta yang jumlah muridnya tidak banyak, pihaknya menyatakan telah meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan pendampingan. Baik itu pendampingan dari segi mutu pendidikan sekolah maupun terkait pembiayaannya.
"Tadi disepakati kira-kira dua tahun ke depan, kalau tidak menunjukkan perubahan berarti, bisa di-merger. Tapi tentunya itu melalui proses semuanya, harus ada komunikasi, baik antara Dispendik dengan MKKS, sekolah, juga yayasannya," pungkasnya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait