Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Eddy Widjanarko dalam sambutannya megatakan, di tengah terjadinya pelemahan ekonomi dunia dan penurunan demand khususnya dari negara-negara tujuan ekspor tradisional Indonesia, Industri alas kaki di Indonesia masih menjadi daya tarik, sehingga angka investasinya masih naik.
Sejumlah kekuatan yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki daya tarik adalah: Pertama, Indonesia dianggap memiliki komitmen yang tinggi dalam menjaga global supply chain disaat pandemic COVID terjadi secara global.
Pada awal PSBB, pemerintah menerbitkan izin operasional dan mobilitas kegiatan industry yang menjaga industry tetap bisa berproduksi namun dengan pengawasan protocol Kesehatan yang ketat.
Kedua, penangana pandemic COVID termasuk diantaranya adalah terkait serbuan vaksi bagi masyarakat yang termasuk diantaranya adalah para pekerja pada industry alas kaki. Sehingga selain di masyarakat, pada lingkungan pabrikpun dapat tercapai kekebalan imunitas kelompok. Dampak positifnya karyawan/pekerja menjadi lebih terlindungi.
Ketiga, komitmen pemerintah yang secara cepat dan masih melakukan terobosan atas hambatan obesitas hukum serta perizinan melalui deregulasi hukum dengan metode omnibus law. Melalui sejumlah upaya tadi, sejatinya angka pertumbuhan investasi dan ekspor Indonesia sudah dapat dilihat sejak tahun 2008 (awal pandemic).
"Dengan kondisi tersebut, kami berkeyakinan bahwa industry alas kaki akan tetap bertumbuh," ungkap Eddy Widjanark.
Namun demikian masih ada obstacle terkait daya saing industry alas kaki Indonesia, yaitu bahwa Indonesia masih belum memiliki Free Trade Agreement Indonesia – EU CEPA.
Akibatnya daya saing produk alas kaki Indonesia sulit untuk bersaing dengan produk-produk sejenis yang berasal dari Vietnam.
Vietnam sendiri sudah memiliki FTA dengan EU sejak 2019 yang lalu.
"Untuk itu APRISINDO berharap pembahasan Indonesia – EU CEPA bisa segera difinalisasi. APRISINDO juga akan berperan aktif sebagai mitra pemerintah untuk pembahasan mengenai Indonesia – EU CEPA ini," ujar Eddy Widjanarko
Sementara itu Ketua Umum DPP APKI (Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia), Budi Purwoko mengucapkan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Krista Exhibitions yang telah menyelenggarakan Pameran Indo Leather & Footwear (ILF) ke-16 Tahun 2023.
Ia berharap pameran Indo Leather & Footwear dapat menjadi salah satu katalisator yang mendorong terwujudnya ekosistem bisnis sektor industri kulit Indonesia yang kokoh dan berdaya saing tinggi di masa mendatang.
"Dan kita mengharapkan sektor industri kulit – alas kaki – barang jadi kulit – fashion dalam negeri semakin kuat membentuk jalinan kerja sama ekosistem bisnis dan rantai pasok (supply-chain) yang luas dan stabil,” kata Budi Purwoko.
Kesuksesan Indo Leather & Footwear Expo 2023 tidak terlepas dari dukungan Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Garut, KADIN Indonesia, Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO), Asosiasi Penyamakan Kulit (APKI), Asosiasi Pengusaha Pameran Indonesia (ASPERAPI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait