SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menggandeng pemerintah Belanda untuk membantu mengatasi persoalan meluapnya Kali Welang di Pasuruan.
Program pengendalian banjir dan juga pengembangan Kali Welang ini akan dilakukan dengan dana hibah dari negeri kincir angin itu sebesar Rp4 miliar.
Program ini bakal dimaksimalkan dengan tujuan banjir di Kali Welang bisa teratasi dan potensi dari Kali Welang bisa tergarap. Terlebih jika terjadi banjir dari Sungai Welang selalu memberikan dampak signifikan.
Guna membahas detail proyek penanganan sungai Welang, Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso dan AidEnvironment yang ditugaskan oleh Kementerian Investasi Belanda (RVO) melakukan rapat khusus dengan Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jatim.
Rapat merumuskan implementasi masterplan yang telah dikerjakan pada fase 1 untuk mengatasi permasalahan banjir di Kali Welang Pasuruan.
Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim Baju Trihaksoro mengatakan, pelibatan Belanda dalam pengendalian banjir di Kali Welang ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama MoU Water Treatment antara Kementerian PUPR dan Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda.
“Sebagai pilot project yaitu di Kali Welang Pasuruan, di sana akan ada tiga kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pengendalian banjit di Sungai Welang. Proyeknya akan ada tiga kegiatan di tahun ini mulai sektor hulu, tengah sampai hilir,” kata Baju, Selasa (8/8/2023).
Penyusunan program perencanaan dalam masterplan ini akan disusun berdasarkan kearifan lokal dengan mendengarkan masukan dan juga saran dari masyarakat maupun masyarakat setempat.
“Jadi nanti perencanaan pengembangannya mulai dijadikan konservasi, saranan edukasi maupun wisata di kali Welang,” kata Baju.
Hal senada juga disampaikan Team Leader Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment Victor Coenen.
Ia mengatakan bahwa permasalahan di Kali Welang adalah masalah yang serius. Pihaknya telah melakukan kajian permasalahan Kali Welang mulai dari hulu hingga hilir.
“Kita melihat permasalahan yang cukup ekstrem. Mulai dari sanitasi, banjir dan juga longsor. Maka dalam proyek ini kita mencoba mengurai dan merumuskan solusinya. Bahwa sudah saatnya kita mengambil langkah,” kata Victor.
Salah satu yang menjadi prioritas adalah terkait erosi dan banjir. Oleh sebab itu rapat kali ini dilakukan agar implementasi pengendalian sungai bisa dilaksanakan secara tepat dan cepat. Termasuk mendengarkan masukan dan saran dari OPD terkait.
“Kita ingin sungai dikelola secara baik sehingga mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan bencana. Karena jika terkelola dengan baik pasti masyarakat akan merasakan kesejahteraan dari sungai Kali Welang,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait