Eni merasa senang menjadi bagian dari perempuan tangguh yang sudah hampir 30 tahun bekerja di sektor IHT. Selain memiliki kemampuan untuk melinting, ia dan beberapa temannya juga diajari untuk merintis usaha. Ia pun mengawali dengan membuat keripik.
“Semangatnya biar dapur tetap mengepul, jadi kami ingin terus produktif,” sambungnya.
Sutiah, 48, pekerja di Sampoerna lainnya yang juga menerima BLT mengaku senang dengan adanya BLT DBHCHT yang bisa dipakai untuk modal usaha.
Berapa pun rezeki yang masuk, ia ingin menjadikannya sebagai tambahan semangat dalam membangun usaha kecilnya, minuman herbal.
Perempuan tiga anak ini senang dengan iklim pertemanan serta semangat kerja di IHT. Selama beberapa tahun terakhir ini, ia rutin untuk mendapatkan tambahan skill dalam merintis usahanya.
“Kami diajari cara berproduksi, harus stabil. Ada juga tentang pengemasan yang bagus, serta pemasaran yang baik,” katanya.
Ia dan ribuan pekerja di sektor IHT telah menerima BLT. Tambahan bantuan itu ingin dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha.
Untuk bisa memperkuat produk dan pangsa pasar yang akan terus digarap. Dirinya yakin dengan semangat yang kuat, maka ruang untuk bisa berkembang semakin terbuka lebar.
“Ibu-ibu itu ulet. Kami saja kalau punya uang Rp100 ribu di dompet bisa dipakai untuk macam-macam peluang. Ini alhamdulillah dapat Rp1,5 juta dari Gubernur Jatim lewat BLT. Jadi bisa saya maksimalkan untuk usaha,” ucapnya.
Sebagai informasi, BLT yang akan disalurkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki total sasaran 9.259 orang, tersebar di 54 perusahaan yang berasal dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
Untuk jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh Pemprov Jatim sendiri mencapai Rp13,9 miliar. Rincian penerima BLT DBHCHT di Bakorwil Pamekasan dan Surabaya sebanyak 5.030 orang.
Sedangkan sisanya ada di Madiun sejumlah 1.864 orang, Bojonegoro ada 1.502 orang, Malang ada 859 orang dan Jember ada 3 orang.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait