SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Warga Surabaya pasti tahu dong panasnya Kota Pahlawan saat siang hari? Sinar matahari begitu terik. Cuaca esktrem dengan suhu mencapai 33-34 derajat celsius sudah menjadi makanan sehari-hari.
Kebayang panasnya, kan? Apalagi bagi warga yang sering beraktivitas di outdoor dan terpapar sinar matahari. Cuaca ekstrem di Surabaya tersebut menyita perhatian banyak pihak mulai dari pemerintah hingga para dokter.
Sebab, banyak efek buruk yang muncul. Mulai dari kulit berkerut, flek, dehidrasi, hingga kematian. Warga harus waspada dan melakukan pencegahan.
Dokter Anti Aging Dr Christopher M KES AAAM AIFO-K rajin mengatakan, jika tidak diantisipasi dan ditangani, efek buruk tersebut bakal mempengaruhi kualitas kesehatan.
Pertama, perbanyak minum air putih demi menjaga cairan tubuh agar tak dehidrasi. Perihal efek UVA yang membuat sunburn, bisa diatasi dengan menggunakan skincare yang tepat atau sunscreen.
Selain sunburn, penuaan dini menjadi efek yang harus diantisipasi. Paparan sinar UVB dapat menghancurkan serat kolagen dan elastin pada kulit. Hal itu membuat elastisitas kulit berkurang dan tanda penuaan muncul.
“Nah, untuk menangani itu, tak cukup hanya dengan sunscreen. Harus ada treatment lanjutan,” ungkap dokter Christopher.
Dokter Christopher yang merupakan Master of Anti Aging & Aesthetic lulusan UNPAD tersebut menganjurkan treatment untuk penuaan dini.
Salah satu treatment tepat yang bisa dilakukan adalah melalui The Second Generation of High Intensity Focused Ultrasound (HIFU).
The Second Generation of HIFU merupakan suatu prosesur perawatan kulit dengan meningkatkan kolagen pada kulit.
“Treatment ini bisa meregenerasi kolagen di kulit dengan menghantarkan gelombang ultrasound. Selain itu, The Second Generation of HIFU juga punya efek mengencangkan kulit,” ungkap dokter Christopher.
Editor : Ali Masduki