Hari Kesehatan Mental Sedunia, Agatha Optimis Fisik dan Mental Bangsa Indonesia Hebat

Ali Masduki
Agatha Retnosari saat membuka seminar bertajuk “Kamu Tidak Sendiri” yang digelar di Hotel Aria Surabaya, Sabtu (14/10/23). Foto/Istimewa

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Anggota DPRD Komisi B Provinsi Jawa Timur, Agatha Retnosari, optimis Indonesia bisa menjadi bangsa yang hebat baik secara fisik maupun mentalnya. 

Sebab, kata dia, dalam lirik lagu Indonesia Raya 3 stanza, salah satunya menyebutkan bahwa Indonesia dibangun tidak hanya badannya, tetapi juga jiwanya. 

“Kita bisa menjadi bangsa yang hebat, tidak hanya urusan fisik, tapi juga mental,” kata Agatha saat membuka seminar bertajuk “Kamu Tidak Sendiri” yang digelar di Hotel Aria Surabaya, Sabtu (14/10/23). 

Seminar dan pelatihan yang menghadirkan pakar psikologi, Barbara Nathania, M.Psi tersebut untuk memperingati Hari Kesehatan Mental sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober,

Tidak hanya tenaga kesehatan dan guru yang hadir, banyak juga mahasiswa yang tertarik juga dengan tema ini, karena memang berhubungan dengan kondisi saat ini yang sangat rentan dengan masalah kesehatan mental.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini memang concern dengan urusan kebangsaan, salah satunya adalah perkara mental anak bangsa. Karena generasi saat ini adalah penerus pemimpin masa depan.

Menurut data yang dikumpulkan Agatha dari laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. 

Sementara 1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir (data 2022). Dilansir dari laman Uiversitas Gadjah Mada (UGM), angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja.

Melalui pelatihan ini, Agatha mengajak warga Indonesia untuk lebih perhatian dengan kondisi ini. Agatha menghadirkan salah satu pakar psikologi untuk memberikan pemaparan lebih lanjut terkait kesehatan mental. 

“Melalui acara ini sebenarnya saya ingin memberikan bekal penguatan untuk masing-masing pribadi lebih dahulu. Mulainya dari diri sendiri. Spektrumnya sangat luas, masing-masing adalah pribadi yang unik. Tidak ada yang sempurna. Acceptance dulu. Semoga pengalaman malam hari ini memperkaya diri kita masing-masing,” tutur Agatha menutup pelatihan ini.

Barbara Nathania, M.Psi, dosen dan terapis autis ini membuka dengan bicara tentang stigma. Tidak hanya stigma kepada orang lain, tetapi stigma untuk diri sendiri juga tidak baik. 

“Sedikit-sedikit bilang saya ini anxiety disorder. Saya ini hiperaktif, sehingga susah fokus. Padahal tidak sesederhana itu, untuk mengatakan diri kita dengan label saya begini saya begitu," tuturnya.

Banyaknya informasi yang dibagi melalui sosial media menjadikan kita lebih peduli dengan kesehatan mental diri. Deteksi dini memang baik untuk penanganan dari awal. 

Namun, stigma tersebut terkadang menjadikan alasan untuk kita semakin tidak produktif dan membatasi diri menjadi tidak berkembang. Selfcare adalah upaya untuk membuat diri kita berdaya dan berfungsi secara optimal. 

Beberapa tips dibagikan oleh Nathania untuk mengatasi hal-hal yang dirasa bermasalah dalam diri kita. Kemudian, sesuai tema yang diambil, Nathania juga mengajak untuk caring communication dengan teman yang ada di sekitar. Kuncinya adalah mendengarkan. 

“Kita sebagai teman, bisa mendengarkan lalu mencari kekuatan yang bisa membantu dia pulih dari permasalahan. Hindari perkataan yang membuat dia merasa tidak berharga,” begitu tips dari Nathania.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network