SURABAYA, iNews.id - PLN melalui Indonesia Power (IP) mempercayakan PT. PAL untuk merampungkan rencana pembangunan 3 unit BMPP dengan total 150MW.
CEO PAL, Kaharuddin Djenod, mengatakan PAL sebagai land of naval & maritime industry, bersama PLN & IP mempersiapkan proporsi industri dalam negeri yang lebih besar untuk terlibat pada pembangunan BMPP ke-2, yang sudah dipercayakan oleh Indonesia Power kepada PAL akhir Desember lalu.
"Kami mendorong kerjasama antara PT PAL dan Indonesia Power dalam studi penggunaan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik di lingkungan PT PAL Indonesia," katanya.
Kaharuddin menjelaskan, proyek pembangunan Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 60MW yang dilaksanakan ditengah pandemi Covid-19, menjadikan tantangan yang signifikan terhadap produktifitas dan capaian kinerja.
Namun, dengan komitmen PAL yang diwujudkan melalui aksi percepatan, proyek pembangunan BMPP dapat dirampungkan dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Sebagai wujud rasa syukur atas capaian ready to sail away proyek proyek BMPP Nusantara 1 60MW tersebut, PAL dan IP berbagi bersama anak panti asuhan Muhammdiyah Nyai Walidah, pada hari Kamis, 27 Januari 2022.
"Diharapkan proses delivery to site (Ambon) diberikan kelancaran dan proses commissioning sampai dengan Commercial Operation Date dapat dilaksanakan sesuai target," terangnya.
Sebagai proyek nasional, lanjut Kaharuddin, BMPP memiliki nilai yang sangat strategis bagi Indonesia. Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadi tantangan dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik.
Hadirnya BMPP dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan pembangkit listrik di Indonesia. Dengan Pembangkit listrik terapung, dapat memudahkan pada segi pembangunan hingga perawatan operasionalnya.
"Efisiensi pada BMPP Nusantara 1 cukup tinggi, dengan panjang barge 72 m dan lebar 27 m, BMPP dapat men-supply listrik sebesar 60MW," jelas Kaharuddin.
Sementara itu Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menuturkan dengan masuknya BMPP Nusantara 1, maka sistem kelistrikan di wilayah Ambon akan semakin solid karena sepenuhnya akan dikelola oleh PLN Group.
"Kami harapkan BMPP Nusantara 1 dapat beroperasi dengan handal efisien dan tepat waktu, dalam mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon. Berikutnya akan berlanjut dengan BMPP Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan total kapasitas 150 MW,” terangnya.
BMPP Nusantara 1 akan dioperasikan di Ambon, Maluku, guna menggantikan kapal pembangkit listrik (Power Ship) Karadeniz milik Turki.
Sebagai pembangkit listrik terapung, BMPP dibangun menggunakan robust & proven design, didukung teknologi dual fuel engine, serta memiliki fleksibilitas pengoperasian dengan bahan bakar yang berbeda, baik dengan bahan bakar solar B30 maupun gas tanpa perlu mematikan pembangkit.
Hal ini sebagai solusi ketersediaan bahan bakar yang ada di daerah tersebut. Dimensi barge yang compact dan sarat air rendah sehingga dapat dioperasikan di perairan dangkal dan daerah terpencil, bersifat mobile. Sehingga dapat menjadi solusi elektrifikasi saat terjadi bencana alam.
Kedepan BMPP diharapkan dapat memenuhi kebutuhan atau menggantikan pembangkit listrik terapung di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia.
Dalam Peraturan Menteri (Permen) BUMN tentang pedoman kerja sama BUMN PER- 04/MBU/08/2017 yang membahas tentang kerjasama dengan mitra yang terdiri dari BUMN serta anak perusahaan BUMN. Tujuan dari sinergi BUMN sebagai bentuk aksi percepatan dalam melakukan proses pengadaan, fleksibel, efisien dan efektif.
PAL melalui kolaborasi ini ikut berkontribusi dalam mewujudkan pemenuhan rasio elektrifikasi di Indonesia menuju 100%.
Direktur Utama PT Indonesia Power, Ahsin Sidqi menambahkan, bahwa saat ini BMPP Nusantara 1 60MW telah menyelesaikan proses pre-commissioning untuk sistem piping, mechanical & electrical instrument.
Setibanya di Ambon, BMPP Nusantara 1 akan dilakukan penyambungan sistem ke darat untuk pipa bahan bakar, gas, dan listrik. Dilanjutkan dengan pengujian/commissioning yang akan dilakukan setelah semua terhubung dengan baik.
Ketika listrik dapat digunakan maka akan dilakukan interkoneksi dengan jaringan yang ada di (darat) Ambon. Disisi lain, hal ini dapat dilakukan penyerapan tenaga kerja lokal selama proses pengerjaannya.
"Segera setelah BMPP berlabuh di Ambon, akan dilaksanakan pekerjaan evakuasi daya, RLB, backfeeding, RLS, sinkron sampai dengan Laik Operasi BMPP, untuk mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon sebelum tanggal 31 Maret 2022," ujarnya.
Sinkronisasi dengan sistem kelistrikan di Ambon, dijadwalkan pada Maret 2022. BMPP Nusantara 1 ditargetkan dapat beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada April 2022.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait