SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kelas Mengarang Batch 1, meluncuran buku antologi cerpen, "Panggung Baru". Melibatkan para peserta dalam pembelajaran penulisan fiksi yang berfokus pada pengembangan kreativitas dan kepenulisan yang sehat dan produktif, buku ini menjadi panggung bagi sepuluh cerita yang telah melalui proses penyuntingan dan kurasi dari Kelas Mengarang Batch 1. Karya-karyanya juga menggambarkan keberagaman imajinasi, kreativitas, dan keunikan setiap penulisnya.
Sebagai wahana pembelajaran penulisan fiksi, Kelas Mengarang menghadirkan metode Habitus dengan pendekatan partisipatif untuk membentuk pola dan kebiasaan menulis.
Melalui proses tatap muka yang dipimpin oleh empat penulis lintas bidang, yakni Edo (Freelance Translator dan staf di C2O Library), Rio Eka (penulis dan sutradari film), Dyah Ayu Setyorini (penulis naskah dan pegiat teater), dan Rici Swanjaya (penulis novel), Kelas Mengarang memberikan pengalaman berpikir, berimajinasi, dan pola laku menulis.
Peluncuran “Panggung Baru” menjadi semakin menarik menghadirkan penulis dan komikus Surabaya dan perwakilan dari Komunitas Sastra Sruntulisme, sebuah komunitas penulis di Surabaya yang telah lama dikenal dalam dunia literasi yang akan memberikan wawasan berharga tentang proses kreatif dan tantangan dalam mengeksplorasi dunia penulisan.
Menurut Edo, acara peluncuran ini akan memberikan kesempatan bagi para peserta, penulis, dan penggemar literasi untuk bertemu dan berinteraksi langsung dengan para pembicara yang berpengalaman dalam dunia penulisan.
"Ini adalah peluang langka untuk mendapatkan wawasan mendalam dan inspirasi dari para ahli dalam industri kreatif," ujarnya.
Rio Eka, penulis dan sutradara film yang menjadi juru saji pada Kelas Mengarang batch 1 mengatakan, buku antologi cerpen Panggung Baru ini bukan hanya hasil kreativitas para penulis, tetapi juga menciptakan ruang penulisan yang memiliki mediosphere, membantu proses diseminasi nilai, dan menjadi satu habitat yang ajeg sekaligus dialektik.
Ia bilang, Kelas Mengarang yang diselenggarakan oleh Habitus bekerja sama dengan C2O Library & Collabtive Surabaya, telah menciptakan ruang laboratorium penulisan berbasis storytelling fiksi. Metode habitus yang diterapkan dalam kelas ini memberikan perbandingan yang seimbang antara teori dan praksis, dengan 75% fokus pada praksis.
Penting untuk dicatat bahwa Kelas Mengarang membawa inovasi dalam pendekatan pembelajaran penulisan, mengajak para peserta untuk membangun kebiasaan menulis secara sehat dan produktif.
Dari dua puluh pendaftar Kelas Mengarang batch 1, sembilan peserta terpilih telah lulus Pra-Uji dan berkesempatan melanjutkan proses kreatif kepenulisan yaitu Syah Laksmi Adabi, Maria Magdalena Fontaine, Glanizz Izza, Muhammad Vimmy Imam M., Juni Rahamnita Faizah Izdihar, Widya Kartikasari, Amalia Eka Kurnia Sari, dan Muhammad Alief Sahrul A.
Dyah Ayu Setyorini, salah satu mentor menjelaskan bahwa proses seleksi dilakukan melalui mekanisme pra-uji dalam formulir pendaftaran. Indikator seleksi utama adalah minat dan kepedulian peserta.
Perempuan yang akrab disapa Ading itu menuturkan, keselarasan frekuensi minat menulis dengan visi dan provisi diri menjadi pijakan penting bagi sirkulasi metode pada habitat penulisan.
"Pembatasan jumlah peserta juga diimplementasikan untuk mengoptimalkan kondusifitas ruang penulisan," tuturnya.
Glaniz, salah satu peserta yang berprofesi sebagai konsultan bisnis, merekomendasikan program ini kepada teman-teman yang suka menulis atau baru belajar menulis karya fiksi.
Dia menekankan bahwa tidak hanya teknis penulisan dan komposisi cerita yang dipelajari, tetapi juga membangun habitat menulis secara sehat dan produktif.
Laksmi, peserta Kelas Mengarang, memberikan perspektif bahwa kepenulisan bukan hanya tentang memiliki ide dan menuangkannya, tetapi juga tentang pola manajemen dan landasan berpikir yang kuat sebelum menulis. Menurutnya, menjadi penulis bukan hal yang tidak mungkin, tetapi justru memerlukan pendekatan yang serius.
Alief, pegiat seni di komunitas Teater, menyatakan bahwa Di Kelas Mengarang, peserta berkesempatan mendapatkan teman-teman yang seru dan produktif dalam menulis dengan modul kepenulisan dari habitus.
Bimbingan mentor yang asik dan profesional membantu peserta untuk menjadi otentik dengan karya dan gaya kepenulisannya masing-masing.
Faizah juga memberikan apresiasi kepada Habitus dan C2O karena Kelas Mengarang memberikan wadah untuk saling sharing dan diskusi. Program ini memungkinkan eksplorasi imajinasi dalam proses karya kepenulisan.
Perlu diketahui, Kelas Mengarang adalah wahana pembelajaran penulisan fiksi yang menggunakan metodologi Habitus dengan pendekatan partisipatif dalam membentuk pola dan kebiasaan menulis. Diselenggarakan oleh Habitus, Kelas Mengarang bekerja sama dengan C2O Library & Collabtive Surabaya untuk membuka ruang laboratorium penulisan berbasis storytelling fiksi.
Sedangkan Habitus adalah sebuah inisiatif yang fokus pada pengembangan individu melalui kegiatan literasi dan penulisan. Melalui Kelas Mengarang, Habitus menciptakan ruang pembelajaran yang memadukan teori dan praksis untuk menghasilkan penulis-penulis muda yang kreatif dan otentik.
Kemudian C2O Library & Collabtive adalah ruang kolaboratif yang menyediakan lingkungan untuk pertemuan, belajar, dan berbagi pengetahuan. Melalui kolaborasi dengan Habitus, C2O Library & Collabtive mendukung pengembangan literasi dan penulisan di kalangan masyarakat.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait