MOJOKERTO, iNewsSurabaya.id - Keberadaan Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes) menjadi salah satu perhatian utama yang harus dikelola dengan baik. BUMDes memiliki potensi besar untuk mengembangkan wisata desa yang ada di wilayah masing-masing.
Salah satu Desa yang mengembangkan potensi BUMDes untuk kebangkitan perekonomian adalah Desa Kebon tunggal yang memiliki potensi wisata sangat bagus. Wisata yang bakal dikembangkan adalah Lembah Mbencirang dan Wisata Edukasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA), keduanya memiliki potensi unggulan yang dimiliki oleh desa yang terletak di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto tersebut.
Untuk mengembangkan wisata itu, perlu dilakukan kolaborasi antara desa, BUMDes, serta stakeholder sehingga diperlukan adanya optimalisasi BUMDes sebagai motor penggerak.
Faktor inilah yang mendorong dua dosen dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya turun lapangan. Mereka adalah Dida Rahmadanik, S.AP., M.AP, dan Yusuf Hariyoko, S.AP., M.AP, bersama dua mahasiswa administrasi publik yakni Lintang Laxita Chandra Dewi dan Dinda Amalia Arrahma turut membagikan ilmunya untuk membantu Pemerintah Desa Kebontunggul sebagai upaya bersama dalam meningkatkan peran BUMDes sebagai penopang perekonomian desa terutama melalui sektor pariwisatanya.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengoptimalkan peran BUMDes di Desa Kebontunggul, diantaranya kualitas pelaporan keuangan termasuk pengelolaannya, dukungan stakeholder, dan kolaborasi baik dengan masyarakat maupun pihak swasta.
“Hal inilah yang menurut kami perlu mendapatkan penataan agar sistem yang ada di dalam BUMDes Gajah Mada ini dapat berjalan dengan lebih baik dan tentunya dapat mengoptimalkan perannya sebagai penopang perekonomian desa,” ujar Ketua Tim Abdimas, Dida Rahmadanik.
Selanjutnya, dosen yang juga aktif mengajar pada Program Studi Administrasi Publik FISIP Untag Surabaya tersebut menuturkan bahwa terdapat beberapa yang akan dilakukan dalam upaya memaksimalkan peran BUMDes Gajah Mada, diantaranya adalah koordinasi dengan Pemdes Kebontunggul, melakukan pemetaan terhadap sumber daya manusia yang dimiliki oleh BUMDes, dan memberikan pelatihan serta pendampingan pengelolaan keuangan dan pengembangan unit usaha baru.
“BUMDes Gajahmada saat ini hanya berfokus mengembangkan dan mengandalkan wisata sebagai salah satu sumber pengembangan ekonomi desa di mana dalam hal ini BUMDes diharapkan untuk dapat mengelola dan mengembangkannya. Hal ini tentunya akan dapat lebih optimal apabila BUMDes mengembangkannya dengan unit-unit usaha lainnya,” ujar Dida.
Dalam kegiatan yang dilakukan mulai September hingga Desember 2023 tersebut, tim Abdimas juga melakukan analisa lapangan untuk memberikan rekomendasi kepada Pemdes Kebontunggul terkait penambahan unit bisnis yang sejalan dan berkesinambungan dengan obyek wisata yang sudah ada.
Selain itu, kolaborasi bersama masyarakat dan swasta sangat diharapkan dapat terbangun dengan baik sehingga dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan terutama pada proses pengelolaan obyek wisata yang dimiliki oleh Desa Kebontunggul.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait