Dengan menggunakan strategi tersebut, Parabowo-Gibran berusaha mengalihkan rangkaian persoalan yang melekat pada pasangan tersebut. Misalnya, dugaan pelanggaran HAM, problem pelanggaran etika berskala berat dalam kandidasi Gibran, maupun kekhawatiran mobilisasi aparatur negara untuk mengintervensi pilpres.
Padahal, menurutnya kritisisme kaum muda masih begitu kuat dalam politik di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan kritik yang disampaikan para mahasiswa terhadap kecenderungan pelemahan demokrasi yang berlangsung saat ini.
Menurutnya, politik adu gagasan adalah salah satu momen yang sangat krusial dalam rekruitmen kepemimpinan nasional melalui pilpres 2024. Dengan adu gagasan melalui event debat dan diskusi yang diselenggarakan institusi-institusi masyarakat sipil, publik secara transparan dan inklusif dapat mempertanyakan, menyetujui, menyanggah, mendukung dan menolak visi-misi yang ditawarkan kandidat capres-cawapres.
“Substansi politik adu gagasan dapat membuat warga menilai kualitas dan kompetensi masing-masing pasangan dan memiliki gambaran kemana masa depan Indonesia akan dibawa dalam arah lima tahun ke depan sebagai bekal bagi warga dalam memilih untuk pilpres 2014,”jelasnya.
Dia menambahkan, politik adu gagasan juga memiliki peran penting untuk memoderasi agar potensi polarisasi dan pergesekan keras di akar rumput dapat bertransformasi menjadi ruang publik komunikatif dalam membangun demokrasi yang lebih beradab.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait