SURABAYA, iNews.id - Puluhan kader kesehatan Kelurahan Pegirikan Kecamatan Semampir resah. Kepala Puskesmas, dr Evi Pegirikan memaksakan dikabarkan meminta kader kesehatan melakukan vaksinasi ketiga atau vaksin booster secara keseluruhan.
Padahal, banyak kader kesehatan yang masih sakit, tetapi Kepala Puskesmas tetap memaksa untuk melakukan vaksinasi ketiga. Kondisi ini membuat banyak kakder ingin mundur, atau Kepala Puskesmas mundur dari jabatan.
Rusmiyati salah seorang kader kesehatan mengatakan, dirinya dipaksa untuk vaksinasi ketiga saat mendatangi Puskesmas, untuk memeriksakan kesehatannya. "Senin lalu saya sakit, kemudian hari Rabu saya datang ke Puskesmas untuk memeriksakan diri. Tapi disampaikan oleh dokter Evi kalau harus vaksin ketiga. Saya jawab, iya Bu, kalau sudah sembuh saya vaksin. Jangan kan vaksin kesatu atau kedua, vaksin ketiga saya mau. Tapi dokter Evi memaksa saya untuk vaksin terpaksa saya suntik," katanya.
Lebih lanjut Rusmiyati menceritakan, sepulang dari Puskesmas, badannya panas, tangan kirinya tidak bisa di gerakan. "Saya kompres air panas alhamdullilah sekarang sudah bisa saya gerakan," jelasnya.
Menurut Rusmiyati, kasus ini membuat marah para kader kesehatan lainnya. "Apalagi sebelumnya disampaikan dokter Evi, kalau tidak mau vaksin booster, dirinya tidak mau menandatangani SPJ sebagai insentif para kader kesehatan. Apa kaitannya dengan itu" tegasnya.
Rusmiyati menegaskan, tidak menolak vaksin booster tapi kepala Puskesmas arogan terlalu banyak mengancam. "Kita tidak menolak booster, semua mau booster tapi kadang kala ketika kondisi badan kita tidak fit, ya tidak mau. Kita minta dokter Evi mundur sebagai kepala Puskesmas," ujarnya.
Sementara itu, Emi kader kesehatan lainnya mengatakan, kalau kader kesehatan di Kelurahan Pegirikan sudah puluhan tahun mengabdi sebagai tenaga sosial. "Dulu tidak ada insentif apapun, kita sudah kerja. Kita kerja nyaman itu dari hati nurani. Sekarang ada insentif sedikit-sedikit arogan di intimidasi," ungkapnya.
Emi menambahkan, berdasarkan ancaman dokter Evi, dalam jangka waktu 2 hari tidak mau divaksin booster ke Puskesmas. Maka yang bersangkutan tidak mau tanda tangani honor, mulai januari dan seterusnya. "Hal ini akan disampaikan langsung ke wali kota kalau kita tidak mau booster. Kita bukannya tidak mau boster semua kader semangat boster," tegasnya.
Menurut Emi para kader kesehatan Kelurahan Pegirikan sepakat untuk menghentikan aktifitas tugasnya, sampai Kepala Puskesmas Pegirikan dokter Evi mundur atau diberhentikan dari jabatan tersebut.
Anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PDIP Anas Karno memuji sikap para kader kesehatan yang tidak menolak vaksin booster. Namun dia menyayangkan pemaksaan yang dilakukan kepala Puskesmas setempat. "Masa orang sakit kok tetap dipaksa vaksin. Padahal itu tidak diperbolehkan. Lalu mengancam tidak akan menandatangani SPJ para kader kesehatan," terangnya
Anas juga menyayangkan sikap kepala Puskesmas yang arogan, tidak komunikatif dan intimadatif. Ia menambahkan dirinya berupaya menjembatani antara para kader kesehatan tersebut dengan pemkot Surabaya untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait