MALANG, iNewsSurabaya.id - Berita aksi bunuh diri mahasiswi di Gedung Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan gelombang kontroversi. Muncul dua surat wasiat yang beredar di media sosial yang membuat kebingungan, sementara motif di balik tragedi ini masih menjadi teka-teki.
Dalam surat yang diduga ditulis oleh korban, terungkap beban akademik yang berat dan tekanan dari tugas kuliah yang tak kunjung selesai. Unggahan sosial media oleh akun @Muhamma94317093 menyoroti keluhan mahasiswi yang merasa tertekan oleh jumlah mata kuliah yang diambilnya.
Kepala Divisi Informasi dan Kehumasan, Zulfaidah Penata Gama, menyatakan bahwa pihak kampus belum menerima laporan resmi terkait surat tersebut. Sementara itu, identitas korban bernama Lidya (24) dari Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, telah diungkap.
Kronologi kejadian menggemparkan ini terjadi saat Ujian Akhir Semester (UAS) di Gedung FILKOM, ketika jenazah korban ditemukan di lantai 4. Mahasiswa yang sedang fokus pada UAS mengaku tidak melihat peristiwa tersebut.
Tentang lantai 12, yang menjadi tempat tragedi, terungkap bahwa lantai tersebut jarang dipakai, membuatnya sepi tanpa banyak orang yang berlalu-lalang. Investigasi terus berlangsung dengan pemasangan CCTV di lift dan lobby, memberikan harapan untuk mengungkap kebenaran di balik kejadian tragis ini.
Dalam sebuah unggahan akun media sosial X, @Muhamma94317093 menampilkan sebuah foto yang diduga ditulis oleh korban. Dalam unggahan surat tersebut tertulis korban diduga sedang mengalami tekanan, akibat tugas kuliah yang tak kunjung rampung.
"Surat yang ditulis korban, ditemukan oleh temannya. Saya dapat surat ini dari teman saya yang kebetulan mahasiswa UB (Universitas Brawijaya) juga," demikian tulis keterangan dalam akun @Muhamma94317093.
Dua lembar surat tersebut berisikan tulisan tangan dengan tinta hitam. Nampak keluhan-keluhan yang tertulis di dalam kertas putih itu. “Aku juga mahasiswa Filkom. Akhir-akhir ini aku terlalu lelah dengan urusan akademik.
Banyaknya matkul yang kuambil untuk mengejar ketertinggalan malah membuatku tertekan,” tulisnya. Sementara ada lembar kedua yang beredar, yakni bertuliskan kata-kata validasi. “Dan untuk teman-teman yang memiliki pemikiran sepertiku di awal, Ingatlah kalian nggak sendirian. Banyak orang-orang yang mau mendengarkan ceritamu,” tulisnya.
Terkait surat yang beredar, Kepala Divisi Informasi dan Kehumasan Zulfaidah Penata Gama, l mengatakan kalau pihaknya belum mendapatkan laporan sama sekali. Bahkan, dia belum membaca surat yang beredar di sosial media itu. “Wah saya tidak berani komentar, kita belum lihat suratnya,” ujar wanita berhijab itu, Kamis (14/12).
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait