PROBOLINGGO, iNews.id – Perubahan zaman begitu cepat, metode pendekatan dakwah juga mengalami perubahan. Ceramah tidak menjadi satu-satunya pilihan untuk bisa mendekatkan diri pada masyarakat.
dr Mohammad Haris M. Kes atau dikenal dengan sebutan Gus Haris memiliki cara berbeda dalam berdakwah. Tidak hanya ceramah, Gus Haris melakukan dakwah dengan cara bermusik. Baginya, musik merupakan hobi masa kecil yang tak bisa luntur. Bahkan Putra salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong dari Nyai Hj Diana Susilowati itu pernah membuan band untuk menyalurkan hobinya.
Bukan tiba-tiba Gus Haris menyukai musik. Sejak sekolah, dia mengaku sudah hobi bermain musik. Bahkan, memiliki sebuah band saat sekolah. Gus Haris sangat memahami bagaimana konsep bermusik dengan baik. Menurutnya, bermusik bukanlah soal materi. Musik merupakan sebuah karya seni.
Musik bisa menyampaikan banyak hal, terutama melalui lirik lagu. Contohnya, lanjut pria yang juga menyukai otomotif tersebut, lagu tentang kehidupan sehari-hari, tentang ibu, tentang anak, dan yang lain.
Gus Haris sendiri berusaha menyampaikan sejumlah hal melalui music, seperti, nilai-nilai Islam, kesantrian, hingga ke-NU-an. Berangkat dari konsep itu, Gus Haris akhirnya berani menciptakan lagu. Tidak hanya mencipta lagu, dia juga membawakan lagu-lagu itu melalui akun YouTube miliknya, Drharris Official.
Di sini, sudah ada beberapa lagu ciptaannya yang di-upload. Antara lain The Santri, Risalah NU, Hikayat, Malaikatku, Penemuan Mimpi, NKRI, dan beberapa lagu lainnya. Hampir semuanya bertema religi.
Namun, bukan hanya lagu bertema religi yang dinyanyikannya. Ada juga sejumlah lagu populer yang di-cover oleh Gus Haris. Misalnya, Mundur Alon-alon. Meski demikian, Gus Haris mengaku, sebenarnya saat awal bermusik, dirinya tidak pernah tertarik menjadi vokalis. Saat membuat grup band, Gus Haris adalah pemain keyboard. Saat kuliah, dia bahkan sering lari saat diminta bernyanyi di sebuah acara.
Gus Haris baru mau bernyanyi sekitar tahun 2018. Saat itu, dia menciptakan lagu pertamanya, berjudul Malaikatku. Lagu ini berkisah tentang ibundanya yang sakit. “Saat itu terciptalah lagu Malaikatku. Baru itu saya mau menyanyikan lagu,” tuturnya.
Itu pun, menurutnya, sebenarnya kebetulan. Gus Haris saat itu bingung mencari vokalis yang bisa menyanyikan lagu ciptaannya. Sampai akhirnya, dia memutuskan menyanyikan sendiri lagu tersebut. “Jadi begitu ceritanya. Karena kesulitan nyari vokalis, akhirnya saya nyanyikan sendiri. Eh ternyata lumayan bagus,” jelasnya.
Sejauh ini ada 25 lagu yang telah diciptakannya. Jumlah itu dijadikan dua album. Namun, ia mengaku tidak pernah ada niat untuk mengomersilkan. Baginya, bermusik merupakan salah satu jalan dakwah alternatif.
“Musik saya ini musik pop alternatif. Jadi, semuanya bisa masuk. Dan juga ini menjadi bagian dari dakwah,” jelas dia.
Selama musiknya bermanfaat untuk dakwah, Gus Haris mengaku akan terus berkarya. Karena musik juga tidak sekadar bernyanyi, namun juga berkarya. “Banyak cara dipilih untuk menyampaikan siar agama. Melalui film, dakwah langsung. Saya ingin berdakwah melalui musik,” tandasnya.
Di sisi lain, bermusik memiliki kelebihan lain yaitu menyehatkan, saat melantunkan nada, ada hormon positif yang terbentuk. “Itu kadang tidak dihitung. Dengan hormon positif itu, harapannya usia lebih panjang. Belum lagi bermusik juga bisa membuat orang lain bahagia,” bebernya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait