Tradisi Carok, Asal-usul dan Tujuan Carok

Ali Masduki
Di Madura, aksi duel bersenjatakan celurit disebut carok. Foto/Ilustrasi/Film Carok karya Institut Kesenian Jakarta

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Baru-baru ini masyarakat digegerkan berita carok di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Carok mau yang terjadi pada Jumat (12/1/2024) pukul 19.00 WIB itu mengakibatkan empat orang tewas bersimbah darah.

Anehnya, dua pelaku pelaku carok yang menewaskan empat orang yaitu yakni HB dan MW yang berhasil diamankan polisi pada Sabtu (13/1/2024) tidak terluka. 

Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya, menjelaskan penyebab carok dipicu cekcok karena lampu sorot motor korban mengenai mata pelaku dan ditegur karena laju motor terlalu kencang saat melintas. 

Kronologi bermula ketika salah satu terduga pelaku hendak berangkat menuju lokasi tahlilan di Desa Bumianyar. Dia lalu terlibat cekcok dengan korban yang mengendarai motor diduga ugal-ugalan hingga terjadi pemukulan.

Seorang dari dua korban lalu menantang pelaku untuk berduel. Pelaku kemudian pulang mengambil dua bilah celurit dan saat di tengah perjalanan bertemu dengan saudaranya. 

"Begitu tiba di TKP, seorang pelaku mengejar korban. Di situlah kurang lebih ada 4 orang, ada dua lagi rekan korban sehingga terjadi duel 2 lawan 4 di TKP. Saat ini empat korban meninggal sudah diautopsi di RSUD Syamrabu," katanya seperti dikutip dari iNewsJatim.

Tradisi Carok

Tradisi carok adalah sebuah tradisi budaya yang berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Dalam tradisi ini, dua atau lebih orang saling berduel menggunakan senjata tajam, seperti pedang atau keris. Tujuan dari carok adalah untuk menyelesaikan konflik atau perselisihan yang terjadi antara dua pihak.

Henry Arianto dari Fakultas Hukum, Universitas Esa Unggul Jakarta dalam penelitiannya menyebut, di Madura, carok dianggap sebagai pemulihan harga diri ketika diinjak-injak oleh orang lain yang berhubungan dengan harta, tahta, tanah, dan, wanita. 
Intinya adalah demi kehormatan. Dalam ungkapan Madura Lebbi Bagus Pote Tollang atembang Pote Mata. (Lebih baik mati, daripada hidup menanggung malu).

Asal-usul Carok

Asal-usul tradisi carok masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan dan ahli budaya. Beberapa berpendapat bahwa tradisi ini berasal dari zaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur, sementara yang lain berpendapat bahwa tradisi carok muncul pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.
 
Dalam versi yang berasal dari zaman Majapahit, tradisi carok diyakini sebagai bentuk ritual pertempuran untuk menguji keberanian dan ketangkasan prajurit. 

Sementara itu, dalam versi yang berasal dari masa penjajahan Belanda, tradisi carok dikaitkan dengan perlawanan terhadap penindasan dan kolonialisme.

Tujuan Carok

Tujuan dari tradisi carok bervariasi tergantung pada konteks dan latar belakang budaya di mana tradisi ini dilakukan. Beberapa tujuan yang mungkin terkait dengan tradisi carok adalah:
 
1. Penyelesaian Konflik

Tradisi carok dapat digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik atau perselisihan antara dua pihak. Dalam beberapa kasus, tradisi ini dipandang sebagai cara untuk menghormati keberanian dan kehormatan kedua belah pihak yang terlibat.

2. Menjaga Kehormatan

Dalam beberapa budaya, tradisi carok dianggap sebagai cara untuk menjaga kehormatan keluarga atau komunitas. Dalam situasi di mana ada tuduhan atau penghinaan yang merugikan kehormatan seseorang, tradisi carok dapat digunakan sebagai bentuk pertarungan atau duel untuk memulihkan kehormatan yang hilang.

3. Uji Kekuatan dan Keberanian

Tradisi carok juga dapat dipandang sebagai bentuk uji keberanian dan kekuatan fisik. Dalam beberapa budaya, tradisi ini dianggap sebagai cara untuk menguji kemampuan seorang individu dalam pertarungan atau duel.
 
Dampak Carok

Tradisi carok dapat memiliki dampak yang signifikan pada hubungan antara individu atau keluarga yang terlibat. 

Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
 
1. Menguatkan Ikatan Keluarga atau Komunitas

Dalam beberapa budaya, tradisi carok dapat dianggap sebagai cara untuk menjaga kehormatan keluarga atau komunitas. Ketika seseorang terlibat dalam tradisi carok untuk melindungi kehormatan keluarga atau komunitasnya, hal ini dapat memperkuat ikatan antara anggota keluarga atau komunitas yang terlibat.

2. Membangkitkan Rasa Persatuan

Dalam beberapa kasus, tradisi carok dapat menyatukan individu atau keluarga yang terlibat dalam konflik atau perselisihan. Setelah pertarungan selesai, pihak yang terlibat mungkin mencapai kesepakatan atau pemahaman yang dapat memperbaiki hubungan mereka dan membangun kembali rasa persatuan.

3. Meningkatkan Ketegangan dan Konflik

Namun, tradisi carok juga dapat memperburuk hubungan antara individu atau keluarga yang terlibat. Kekerasan fisik dan penggunaan senjata tajam dapat meningkatkan ketegangan dan memperpanjang konflik yang ada. 

Selain itu, cedera serius atau kematian yang mungkin terjadi dalam tradisi carok dapat meninggalkan luka emosional yang dalam dan memperburuk hubungan antara individu atau keluarga yang terlibat.

Penting untuk diingat bahwa tradisi carok adalah praktik yang sangat berbahaya dan ilegal. Konflik dan perselisihan sebaiknya diselesaikan melalui cara-cara yang aman, damai, dan sesuai dengan hukum. 

Komunikasi, mediasi, atau bantuan profesional dapat menjadi alternatif yang lebih baik untuk menyelesaikan konflik dan memperbaiki hubungan antara individu atau keluarga yang terlibat.
 
Banyak yang menganggap Carok adalah tindakan keji dan bertentangan dengan ajaran agama meski suku Madura sendiri kental dengan agama Islam pada umumnya tetapi, secara individual banyak yang masih memegang tradisi Carok. 

Kata Carok sendiri berasal dari bahasa Madura yang berarti ‘bertarung dengan kehormatan’. Biasanya, “Carok” merupakan jalan terakhir yang di tempuh oleh masyarakat suku Madura dalam menyelesaikan suatu masalah. 

Carok biasanya terjadi jika menyangkut masalah-masalah yang menyangkut kehormatan/harga diri bagi orang Madura (sebagian besar karena masalah perselingkuhan dan harkat martabat/kehormatan keluarga).


 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network