SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Dies Natalis Universitas Wijaya Putra ke-43 memiliki kesan mendalam pada Rabu, 21 Februari 2024. Suasana intelektual menghiasi auditorium Universitas Wijaya Putra (UWP) saat Fakultas Hukum (FH) menggelar acara bedah buku.
Dalam perayaan 60 tahun perjalanan ilmiah Dr. Taufiqurrahman, S.H., M.Hum., FH UWP mempersembahkan sesi pencerahan yang menampilkan teori cemerlang: "Potret Hukum Kontemporer di Indonesia - Persembahan 60 Tahun Dr. Taufiqurrahman, S.H., M.Hum."
Menghadirkan sosok yang telah memberikan sumbangan besar dalam kajian hukum, acara ini menampilkan Dr. Taufiqurrahman, S.H., M.Hum., pencetus Teori Konvergensi Paradigma Partikularisme Universalistik, serta Dr. Budi Endarto, S.H., M.Hum. Moderator kegiatan ini adalah Dekan FH UWP, Dr. Andy Usmina Wijaya, S.H., M.H.
Dalam sesi pemaparannya, Dr. Taufiqurrahman menguraikan tantangan masa kini terkait globalisasi, yang memunculkan ketegangan antara kepentingan hukum nasional dan internasional. Dia menyajikan Teori Konvergensi sebagai solusi untuk merespons perbedaan pandangan antara pendekatan Universalistik dan Partikularistik.
"Konsep ini sejalan dengan visi Bung Karno yang menggarisbawahi bahwa kedua elemen, internasionalisme dan nasionalisme, harus saling menguatkan," ujar Dr. Taufiqurrahman.
"Hal tersebut menandakan bahwa pemenuhan kepentingan nasional harus menjadi filter utama dalam reformasi hukum nasional, sambil tetap memperhitungkan aspek internasional sebagai panduan kedua." ujarnya.
Dengan pemikiran yang mengangkat kedaulatan nasional sambil membuka pintu bagi kerjasama internasional, kerangka berpikir yang disampaikan oleh Dr. Taufiqurrahman menjadi landasan yang kuat untuk memetakan perjalanan hukum di Indonesia di tengah arus globalisasi yang tak kenal batas.
Rektor UWP Surabaya, Dr. Budi Endarto memaparkan sejumlah contoh dalam mengimplementasikan Teori Konvergensi tersebut. Salah satunya ialah isu terkait gas emisi.
"Isu emisi sudah menjadi isu global. Namun dalam penyelesaiannya, juga harus memperhatikan aspek kepentingan nasional. Tidak bisa hanya dianggap urusan atau dibebankan kepada masing-masing negara. Justru negara yang maju atau kaya harus membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi permasalahan gas emisi," ujarnya.
Bedah Buku Potret Hukum Kontemporer di Indonesia. Foto iNewsSurabaya/ist
Kegiatan Bedah Buku ini merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis Wijaya Putra Ke-43. Pada Dies Wijaya Putra kali ini mengusung tema “Penguatan Sociopreneur Menuju Keunggulan Wijaya Putra”.
Ketua Panitia Dies Natalis Wijaya Putra Ke-43, Ardianti Agustin, S.Psi., M.Psi., mengapresiasi kegiatan bedah buku tersebut yang diselenggarakan sebagai rangkaian Dies Natalis.
“Kami berharap agar kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi civitas akademika untuk menulis,” ujarnya pada sesi sambutan.
Dari tulisan tersebut diharapkan dapat menjadi referensi bagi kalangan akademik sehingga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, selaras dengan arah kebijakan UWP sebagai Entrepreneurial University yang berbasis Sociopreneur.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait