SUMENEP, iNewsSurabaya.id - Inflasi di kabupaten Sumenep terkerek naik menyentuh angka 4,68 persen pada maret 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, kenaikan inflasi y-on-y disebabkan oleh naiknya harga komoditas utama yakni beras sebesar 1,63 persen dan daging ayam ras 0,31 persen.
Sedangkan, kenaikan inflasi m-to-m sebesar sebesar 0,04 persen dari 0,73 pada bulan februari, menjadi 0,77 persen disebabkan kenaikan harga daging ayam sebesar 0,22 persen dan telur ayam ras sebesar 0,11 persen.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, inflasi di Sumenep terus dikendalikan. Salah satu yang menjadi konsen dalam menekan inflasi di wilayahnya adalah memastikan harga bahan pokok tetap stabil.
“Inflasi itu memang fenomena yang biasa terjadi setiap tahun, ini kan mendekati hari raya Idul Fitri. Tapi Alhamdulillah harga bahan pokok tetap terkendali,” katanya pada pada Senin (1/4/2024).
Cak Fauzi mengatakan, phaknya terus melakukan monitorin harga sembako, sehingga harga bahan pokok tetap stabil.
“Kita terus melakukan pemantauan dan selalu turun, supaya harga kebutuhan pokok tetap terjaga. Selama ini Alhamdulillah bahan pokok aman dan stoknya terjaga. Karena kebiasaan masyarakat Sumenep kalau panen padi disimpan dan tidak dijual,” tambahnya.
Ketua DPC PDIP Sumenep itu yakin, bahwa kenaikan inflasi itu tidak seberapa memperngaruhi daya beli masyarakat di Sumenep.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di ujung timur pulau Madura itu cukup tinggi, yakni 5,35 persen pada tahun 2023. Angka itu naik signifikan dari tahun sebelumnya, yang hanya 3,11 persen.
“Inflasi terkadang tidak semuanya negatif ,kalau melihat dari pertumbuhan ekonomi di Sumenep , maka pertumbuhan ekonomi masih bisa di angka 5,35 berarti kabupaten Sumenep secara pertumbuhan ekonomi baik. Ini menunjukkan ada Permintaan barang yg banyak dari beberapa komoditi yg dimilik kita , sehingga perputaran ekonomi baik dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi baik,” katanya.
Cak Fauzi optimis, naiknya inflasi masih berdampak positif bagi perekonomian di Sumenep. Pasalnya, kenaikan angka inflasi itu juga ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dari 3,11 persen menjadi 5,35 persen pada tahun 2024.
“Karena kita pertumbuhan ekonomi 3,11 naik ke 5,35 ini menunjukkan inflasi yang tinggi ditunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga. Inflasi yang terjadi di Sumenep inflasi positif,” tambahnya.
Cak Fauzi mengatakan, kenaikan inflasi di Sumenep tidak mengkhawatirkan karena stok bahan pokok di wilayah itu aman dan terkendali.
“Karena inflasi kita selalu ada setiap bulan, misalnya tembakau, karena harga tembakau tinggi. Karena saat ini produksi rokok UMKM banyak di Sumenep dan petani menikmati harga tersebut, Ketika petani menikmati harga tinggi, mereka membeli emas dan itu juga mempengaruhi,” tegasnya.
Berdasarkan data BPS Jatim, selain di Sumenep, kenakan inflasi tertinggi y-on-y juga terjadi kabupaten Bojonegoro. Kenaikan inflasi itu dipicu lonjakan harga tomat sebesar 0,57 dan daging ayam ras sebesar 0,47 persen. Sedangkan, inflasi terendah terjadi di kabupaten Jember sebesar 2,53 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi m-on-m tertinggi terjadi di kabupaten yakni mencapai 0,81 persen dan terendah di Banyuwangi sebesar 0,56 persen.
Untuk menjaga harga pokok tetap stabil menjelang hari raya Idul Fitri, bupati Fauzi mengintruksikan jajarannya untuk menggelar operasi pasar.
Menurut dia, langkah itu penting, agar harga harga bahan pokok bisa tetap stabil dan selalu tersedia di pasaran.
“Tetapi kita tetap harus berusaha menurunkan angka inflasi rendah sekali. Harga yang mengalami inflasi bisa kita tekan sebaik mungkin. Kita tetap berusaha,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait