SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks, disorot oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Prof. Dr. Abdul Haris.
Pertama, kesenjangan akses mencerminkan bahwa hanya 30-40% lulusan SMA/SMK/sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi, masih di bawah negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.
Kedua, kesenjangan kualitas muncul dari jumlah fantastis perguruan tinggi di Indonesia, yang mengakibatkan disparitas dalam pembelajaran dan kualitas pengajar.
Ketiga, relevansi perguruan tinggi dipertanyakan dengan munculnya program merdeka belajar, yang menekankan penyempurnaan keterampilan yang relevan dengan industri.
Dalam menanggapi tantangan ini, Ditjen Diktiristek berfokus pada peningkatan akses, mutu, dan relevansi pendidikan tinggi, serta peningkatan tata kelola dan penguatan riset dan inovasi. Kolaborasi antar stakeholder di bidang pendidikan tinggi dianggap sebagai kunci untuk menghadapi tantangan ini melalui misi merdeka belajar.
"Ini pekerjaan besar yang sudah kita lakukan untuk memecahkan tiga persoalan prioritas tadi," ucapnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait