Bermitra dengan PCX, RECO Jual Plastik Kredit Danai Pembersihan Area Terluar Ambon dan Sulawesi

Ali Masduki
Tim RECO fokus pada daerah pesisir terluar dimana fasilitas pengelolaan sampah terbatas atau tidak tersedia sama sekali. Foto/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - RECO, perusahaan daur ulang terintegrasi dengan pusat daur ulang di berbagai tempat di Indonesia telah bermitra dengan PCX Markets, sebuah market place plastik kredit yang teraudit dan dapat dilacak asal pemulihan sampah plastiknya.

PCX Markets juga memiliki pengolahan yang bertanggung jawab di seluruh dunia untuk menjual plastik kredit yang terverifikasi, guna membiayai proyek pembersihan di Ambon serta upaya pencegahan pembuangan akhir di Sulawesi Selatan.

CEO dari RECO Alex Chandra, mengatakan dengan mendaftarkan plastik kredit di PCX Markets, pihaknya berharap untuk terhubung dengan banyak perusahaan di Indonesia dan di seluruh dunia, yang ingin membantu membiayai upaya mereka untuk membersihkan komunitas khususnya daerah pesisir. 

"Krisis sampah plastik telah menghantam negara kita sangat buruk dan kami menghimbau pada perusahaan yang berkomitmen untuk membuat dampak dan membantu kami untuk menyelesaikan masalah," katanya.

RECO telah melalui proses audit ketat serta verifikasi yang dilakukan oleh auditor pihak ketiga secara transparan menggunakan Plastic Pollution Reduction Standard (PPRS) dari PCX Solutions, sebuah perusahaan standarisasi nirlaba untuk memastikan dampak dan pertanggungjawaban dari sebuah proyek plastik kredit. 

Pengumpulan dan pendaurulangan yang dibiayai oleh plastik kredit terdaftar oleh RECO di PCX Markets juga telah terverifikasi oleh auditor pihak ketiga sebagaimana disyaratkan oleh PPRS, sebelum kredit diterbitkan kepada para pembeli.

Tim RECO fokus pada daerah pesisir terluar dimana fasilitas pengelolaan sampah terbatas atau tidak tersedia sama sekali. 

Di Pulau Ambon, anak perusahaan RECO, PT. Milion Limbah Ambon membiaya pengumpulan berbasis komunitas untuk membeli  plastik dari pelapak dan pengumpul plastik yang akan diproses di fasilitas daur ulang berteknologi tinggi yang dapat memproses sampah bernilai rendah. 

Perusahaan tersebut juga mengoperasikan pengumpulan di area pesisir, termasuk pengumpulan menggunakan perahu kecil untuk sampah hingga jarak 200 meter dari pesisir dan juga melalui alat pengumpul sampah yang terpasang di muara sungai di  Ambon. 

Plastik kredit dari proyek ini akan membantu RECO yang berkolaborasi dengan pemerintah dan LSM untuk meningkatkan pengumpulan melalui edukasi dan pelatihan. Sebelum RECO memulai inisiasi ini, sampah plastik umumnya dibuang di lautan atau dibakar di pekarangan.

Plastik kredit yang diterbitkan oleh PT Milion Limbah Makassar, anak perusahaan RECO di Makassar dan Gowa, Sulawesi Selatan akan membantu membiayai pengumpulan dan pengelolaan sampah baik yang bernilai tinggi dan rendah, seperti kantong kresek dan kemasan multi-layer pada fasilitas pengolahan mereka.

Perusahaan tersebut mempekerjakan lebih dari 200 pekerja, berkomitmen untuk mempekerjakan jumlah gender yang setara untuk memaksimalkan dampak sosial-ekonomi regional. 

TPA di Gowa dan Makassar pada umumnya adalah open dumping dan tidak terkelola dengan baik. Sampah bernilai jual rendah seperti kantong kresek pada umumnya bocor kembali ke lingkungan dan menyebabkan masalah kesehatan serius di komunitas pesisir.

CEO PCX Markets, Sebastian DiGrande menjelaskan, di PCX pihaknha berada pada misi untuk mengakselerasi transisi menuju ekonomi sirkular dan membangun masa depan dimana tidak ada plastik berakhir di lingkungan. 

"Kami bersemangat untuk menyambut RECO bergabung sebagai mitra proyek. Pekerjaan yang mereka lakukan di komunitas pesisir terluar di Indonesia sangatlah penting. Mereka merupakan pejuang garda terdepan dalam krisis sampah plastik," tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia berada di pusat krisis sampah plastik dunia. Negara ini menghasilkan kurang lebih 7.8 juta ton sampah plastik tiap tahunnya dan menurut Bank Dunia, 5 juta ton tidak terkumpulkan atau dibuang di pembuangan akhir secara terbuka atau tidak dikelola dengan layak. 

Daerah pedesaan menghasilkan dua pertiga dari sampah yang tidak terkelola dengan baik mengingat terbatasnya laju pengumpulan sampah.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network