Kisah 12 Kepala Keluarga Terdampak Tengah Gerak Jombang, Tempati Huntara Seadanya, Begini Kondisinya
JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Sebanyak 12 kepala keluarga (KK) di Dukuh Sumberlamong, Dusun Jumok, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, kini memulai babak baru setelah rumah mereka rusak parah akibat tanah gerak yang terjadi pada 7 Maret lalu.
Mereka telah dipindahkan ke hunian sementara (Huntara) yang disiapkan oleh pemerintah setempat. Bencana tanah gerak menghancurkan rumah-rumah mereka, memaksa para warga untuk mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat yang lebih aman.
Kini, dengan selesainya pembangunan 12 unit Huntara, yang diserahterimakan secara simbolis pada Jumat (17/5/2024), mereka mendapatkan tempat tinggal sementara yang lebih layak.
"Huntara yang sudah selesai dibangun dan secara simbolis diserahterimakan pada Jumat (17/5/2024) kemarin total berjumlah 12 unit." kata Penjabat (Pj) Bupati Jombang, Sugiat.
Huntara tersebut dibangun di atas tanah kas desa (TKD) yang berjarak sekitar 400 meter dari lokasi kejadian. Dalam waktu kurang dari satu bulan, pemerintah setempat berhasil menyelesaikan pembangunan Huntara dengan mengalokasikan anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT).
Setiap unit Huntara dilengkapi dengan ruang tamu, ruang keluarga, satu kamar tidur, dapur, dan kamar mandi, serta peralatan tidur dan masak, termasuk akses air bersih. Sebanyak 38 jiwa kini menempati Huntara tersebut, merasa lebih aman dan nyaman.
Selain Huntara, warga juga menerima bantuan perabotan rumah tangga yang disalurkan melalui Kementerian Sosial (Kemensos). Sugiat berharap bantuan ini dapat membantu warga menempati Huntara dengan nyaman hingga nantinya mereka bisa pindah ke hunian tetap (Huntap).
"Lokasi pembangunan Huntap masih dalam kajian geologis oleh Pemkab Jombang. Kajian ini penting untuk memastikan calon lokasi Huntap aman dari segala jenis bencana," ujarnya.
Sugiat menjelaskan bahwa daerah terjadinya tanah gerak adalah zona merah atau lokasi berbahaya. Oleh karena itu, pemindahan warga dari zona merah menjadi prioritas.
“Memindah orang tidaklah mudah, karena saya mengerti warga memiliki kesan luar biasa dengan lokasi ini sebab sudah lahir, besar, dan tumbuh di tanah ini. Saya paham. Tetapi menjadi tugas Pemda untuk menjaga keselamatan warga, jangan sampai ada korban. Terkait warga yang di zona merah apakah mau pindah, nanti kita bisa berdiskusi dan tidak bersifat memaksa. Demi keselamatan warga, silahkan dipikir lagi,” ujar Sugiat.
Rumah warga yang rusak terdampak tanah gerak pada 7 Maret 2024 lalu. Foto iNewsSurabaya/Dok.Zainul Arifin
Musti Rahayu, salah satu warga yang terdampak, menyatakan rasa terima kasihnya atas bantuan Huntara. "Kami bahagia sudah diberi Huntara, harapannya kita dapat mewujudkan pembangunan Huntap. Semoga Huntap tersebut masih berada di dekat lingkungan ini," ujarnya.
Kini, warga Dukuh Sumberlamong menanti dengan harap-harap cemas hasil kajian geologis dan pembangunan Huntap. Meski harus meninggalkan tempat yang telah mereka huni sejak lama, harapan untuk mendapatkan tempat tinggal yang aman tetap menjadi prioritas utama. Pemerintah dan warga berusaha bekerja sama demi masa depan yang lebih aman dan sejahtera.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait