SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Ada cerita menarik dari salah satu peserta pelantikan dan pengambilan sumpah pendidikan profesi bidan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), pada Selasa (21/5/2024) siang.
Ia adalah Irawati Ningsih, seorang bidan bekerja di Puskesmas Jaddih, kec.Socah Kab. Bangkalan yang berhasil menerapkan inovasi pijat tuina untuk menanggulangi permasalahan stunting.
Di Desa Parseh, stunting menjadi masalah kesehatan yang serius dan membutuhkan penanganan segera. Melihat kondisi ini, Irawati tidak tinggal diam. Irawati memanfaatkan pengetahuannya dalam bidang kesehatan dan terapi alternatif untuk menciptakan metode yang efektif dan mudah diterapkan di kalangan masyarakat desa.
“Awal mulanya saya tergerak untuk mengangkat persoalan stunting ini menjadi penelitian studi saya. Apalagi sejak menjadi bidan di daerah tempat saya bekerja, puskesmas jaddih persoalan kurang gizi pada balita masih banyak dijumpai. Lalu tercetuslah pijat tuina ini sebagai salah satu solusi, dan Alhamdulillah hasilnya bagus,” ungkapnya.
Pijat tuina ialah teknik pijat yang digunakan untuk menangani penurunan nafsu makan pada bayi dan anak. Irawati mengadaptasi teknik ini untuk membantu memperbaiki asupan gizi pada anak-anak melalui stimulasi tubuh.
Untuk mengetahui keberhasilan yang signifikan, Irawati menerapkan inovasi ini selama enam bulan di Puskesmas tempatnya bekerja tepatnya didesa parseh Kec. Socah.
“Pijat tuina saya lakukan setiap hari selama 14 hari (2 sklus) dengan metode pengecekan tinggi dan berat badan setiap dua minggu sekali. Pemantauan ini dilakukan selama enam bulan dan hasilnya cukup bagus, bayi dan anak-anak jadi lahap makan dan berat badan naik,” ceritanya dengan semangat.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait