SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pasca Pemilu 2024, CekFaktacom memperluas keanggotaan hingga mencapai 100 media per April 2024.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi yang lebih solid di masa depan dalam memastikan penyampaian informasi yang akurat kepada masyarakat.
Dalam Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) beberapa waktu lalu yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dengan dukungan Google News Initiative (GNI), ditekankan bahwa pencari fakta harus lebih fokus dari sekedar mendeteksi konten ucapan kebencian ke tingkat yang lebih serius dan mengidentifikasi kembali apa itu disinformasi.
Di salah satu diskusi di IFCS bertemakan “Findings and Challenges in Handling Information Disruption During the 2024 Election", mengungkap bahwa tantangan ke depan bukan hanya disinformasi, tetapi juga Artificial Intelligence (AI) seperti deep fake audio dan video yang telah banyak beredar dan kerap sangat membingungkan masyarakat.
“Minat media dalam menyampaikan konten bertanggung jawab sangat tinggi, maka tahun ini kami menyempurnakan konsep keanggotaan agar semakin banyak pihak bisa berkontribusi memproduksi dan mendistribusikan konten CekFakta. Kami sangat mengapresiasi antusiasme rekan-rekan media di seluruh penjuru Indonesia, karena dibutuhkan dukungan banyak pihak untuk mencegah berkembangnya berita-berita hoaks,” jelas Adi Marsela, Koordinator CekFakta.
Sejak diluncurkan tahun 2018, CekFakta memiliki anggota awal sebanyak 22 media yang kemudian bertambah menjadi 25 media pada tahun 2023.
Kini dengan konsep penerimaan keanggotaan yang baru, terdapat 75 media yang telah lolos verifikasi per April 2024. Berkat rangkaian FGD yang dilakukan AJI dan Mafindo di 10 kota di Indonesia, CekFakta juga menggandeng lebih dari 50 lembaga non media sebagai mitra dalam meneruskan konten CekFakta ke masyarakat sipil.
Sebagai salah satu anggota baru tahun ini, Gaib Maruto yang mewakili iNews menyatakan bangga dapat menjadi bagian dari koalisi ini.
“iNews berkomitmen untuk meluruskan informasi hoaks kepada publik melalui program khusus ‘Podcast Viral tapi Hoaks’ di YouTube iNews Official dan Radio MNC Trijaya Network, tiap Selasa, pukul 15.00 WIB. Kami berharap dengan bergabung ke CekFakta, kami dapat mempercepat edukasi ke masyarakat dalam mengidentifikasi kebenaran sebuah berita, sehingga terhindar dari hasutan pihak tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Komang Yuko dari BaleBengong turut menyampaikan optimismenya dalam menekan penyebaran hoaks di Indonesia.
“Meskipun kami bergerak dalam jangkauan komunitas yang lebih terbatas, namun kami memiliki tekad kuat dalam melawan misinformasi secara grassroot. Kami yakin keterlibatan kami mampu memberikan hasil yang signifikan hingga menjadi panutan untuk media lokal lainnya,” tegas Komang Yuko.
Kerjasama dengan CekFakta merupakan salah satu langkah penting GNI dalam memerangi misinformasi dan meningkatkan kualitas ekosistem berita di Indonesia.
“GNI secara konsisten bekerja sama dengan CekFakta untuk memverifikasi informasi dan menandai konten yang menyesatkan di platform Google. Kami mendukung penuh pertumbuhan mitra ekosistem CekFakta ini dan berharap dapat membantu meningkatkan kemampuan masyarakat mengidentifikasi hoaks sekaligus memilah berita yang tepercaya,” tutup Yos Kusuma, News Partner Manager Google Indonesia.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait