Sejarah pun mencatat 6 jenderal dan 1 perwira pertama setelah dibunuh mayatnya dimasukkan ke dalam sumur tua yang dinamakan lubang buaya. Kini lokasi ditemukannya mayat para jenderal menjadi komplek Monumen Pancasila Sakti.
Kembali ke cerita Letjen Kopassus ini yang ternyata adalah putra kandung Mayor Jenderal (Anumerta) DI Pandjaitan. Letjen Kopassus putra kandung Mayjen (Anumerta) DI Pandjaitan itu adalah Letjen Hotmangaradja Pandjaitan dan kini dia sudah purnawirawan.
Letjen Hotmangaradja lahir di Palembang, tanggal 14 Oktober 1953. Letjen Hotmangaradja merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1977.
Sejak lulus dari Akmil, Hotmangaradja mulai merintis kariernya di Korps Baret Merah atau Kopassus. Seperti diketahui Kopassus saat masih bernama RPKAD berperan penting dalam menumpas kelompok 30 September, kelompok yang menculik dan membunuh ayahnya.
Di Kopassus, Hotmangaradja pernah menjabat sebagai Komandan Peleton Kopassus, Pasi Intel Grup 1 Parako Kopassus dan Komandan Kompi Batalyon 12 Grup 1 Kopassus.
Ketika berpangkat Kapten, Hotmangaradja pernah diangkat menjadi Komandan Detasemen Batalyon 22 Grup 2 Kopassus.
Kariernya terusnya menanjak ketika berpangkat Mayor, Hotmangaradja sempat memegang jabatan beberapa posisi antara lain sebagai Kasi 1 Intel Sal Gultor 81 Kopassus dan Wadanyon Aksus Sat Gultor 81 Kopassus.
Hotmangaradja juga pernah bertugas di Bais TNI, badan intelijennya TNI. Di Bais dia memegang jabatan Pasi Ops Satgas Intel Bais TNI.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait