Dikisahkah dari sahabat Rasulullah SAW yaitu Tamim Ad Dari, pernah sekali waktu tergulung ombak saat tengah berlayar. Dia beserta kapal dan anak buahnya terombang-ambing di laut selama sebulan sebelum kemudian terdampar di sebuah pulau yang dia sendiri tidak tahu dimana lokasinya.
Melalui Tamim Ad Dari, Allah SWT hendak mengabarkan bahwa makhluk bernama Dajjal itu benar adanya. Makhluk ini sangatlah mengerikan, dia menyampaikan peristiwa masa depan yang akan menjadi bencana terbesar umat manusia nantinya.
Tamim yang kala itu masih beragama Nasrani tiba di sebuah pulau antah berantah bersama 30 awak kapal. Setelah baru menginjak kaki di pantai, mereka dikejutkan dengan munculnya seekor binatang berbulu lebat. Sekujur hewan itu dipenuhi bulu yang sangat tebal hingga tak nampak mana kepalanya dan mana ekornya. “Binatang apakah itu!!” seru Tamim ketakutan begitu melihatnya.
“Aku adalah Al-Jassasah,” hewan itu ternyata dapat berbicara. Semakin ngerilah kondisi saat itu sehingga mereka ketakutan dan mereka kemudian saling berbisik sembari waspada.
“Kalian pergilah ke kuil disana, temuilah seorang pria karena sungguh ia sangat menanti berita dari kalian,” lanjut Al-Jassasah yang kemudian menggiring Tamim dan teman-temannya menuju kuil.
Kemudian salah seorang teman Tamim berkata, “Bagaimana jika pria yang akan kita temui di kuil itu adalah syitan?” ujarnya sangat ketakutan. Namun Tamim tetap melanjutkan langkahnya mengikuti Al-Jassasah tersebut.
Begitu memasuki kuil, di dalamnya terdapat seorang pria raksasa yang tengah dibelenggu dengan besi yang sangatlah kokoh. Tangannya diikat dengan leher, begitu pula kaki dan lututnya pun terikat kuat. Mereka berfikir tak mungkin akan ada seseorang yang mampu mengahncurkan ataupun melepaskan ikatan itu kecuali atas kehendak Allah SWT.
“Betapa celakanya kamu, makhluk apakah engkau ini?” tanya Tamim kepada raksasa yang berambut keriting dan buta mata kirinya tersebut. Kemudian di dahinya tertulis Kaf, Fa dan Ra atau yang dibaca dengan Kaffara yang artinya kafir.
“Sungguh kalian telah mengetahui siapakah aku ini. Jadi beritakanlah saja kepadaku siapa kalian ini?” ujar raksasa yang kemudian hari diketahui Tamim bahwa makhluk itu bernama Dajjal.
Berikut percakapan keduanya:
Tamim: “Kami adalah orang Arab. Kami menaiki kapal namun terjadi gelombang besar hingga kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun bertemu Al-Jassasah. Lalu hewan itu meminta kami menuju kemari.”
Dajjal: “Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon kurma di Baisan”
Tamim: “Perihal apa engkau bertanya mengenai pohon disana?”
Dajjal: “Apakah pohon kurma disana masih berbuah?”
Tamim: “Iya”
Dajjal: “Sungguh sebentar lagi pohon-pohon itu tidak akan lagi berbuah”
Dajjal: “Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Danau Thabariyyah (Tiberia)”
Tamim: “Perihal apa engkau bertanya mengenai danau itu?”
Dajjal: “Apakah danau itu masih berair?”
Tamim: “Iya danau itu masih memiliki air”
Dajjal: “Sungguh sebentar lagi danau itu akan kering”
Dajjal: “Lalu kabarkanlah padaku tentang Mata Air Zugharl”
Tamim: “Perihal apa engkau bertanya mata air Zugharl?”
Dajjal: “Apaka mata air itu masih mengalir? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan memanfaatkan air itu?”
Tamim: “Iya mata air itu sangat deras dan penduduk bertani dengannya”
Dajjal: “Kabarkanlah lagi padauk tentang (Nabi Muhammad). Apa yang dia lakukan?”
Tamim: “Dia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah)”
Dajjal: “Apaka orang-orang Arab memeranginya?”
Tamim: “Iya”
Dajjal: “Apa yang dia (Rasulullah) lakukan terhadap prang Arab? Apaka dia telah menang atas mereka dam membuat mereka taat? Apakah itu telah terjadi?”
Tamim: “Iya”
Dajjal: “Sungguh baik bagi mereka yang taat kepadanya (Rasulullah)”
Aku beritakan kepada kalian siapalah aku. Aku adalah Al-Masih (Ad-Dajjal). Sebentar lagi aku akan mendapat izin keluar dan berjalan di muka bumi ini. Tidak akan kutinggalkan satu negeri pun kecuali aku lewati dalam kurun waktu 40 malam kecuali Makkah dan Tha’ibah (Madinah). Dua kota itu haram bagiku memasukinya.
Setiap kali aku ingin memasuki 2 kota itu, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus. Mereka menghalangiku masuk ke-2 kota tersebut. Sungguh disetiap celah 2 kota itu ada para malaikat yang menjaganya.
Setelah percakapan yang cukup panjang itu, Tamim Ad Dari dan rombongannnya kemudian segera meninggalkan Pulau Dajjal tersebut. Mereka sangtlah ketakutan namun juga membenarkan dengan apa yang mereka saksikan. Dengan atas izin Allah SWT, Tamim Ad Dari dan seluruh rombongan dapat pulang dengan selamat.
Inilah yang dikehendaki oleh Allah SWT, Tamim dan rombongan dapat menjadi pembawa kabar yang akan menjadi peringatan kepada muslimin akan kengerian Dajjal tersebut. Tamim pun segera menemui Rasulullah dan menceritakan pengalamannya itu. Dia kemudian bersyahadat dan menjadi seorang muslim.
Rasulullah SAW kemudian mengumpulkan muslimin dan menyampaikan pengalaman Tamim Ad Dari yang bertemu dengan Dajjal tersebut.
“Sesungguhnya Demi Allah aku tidak mengumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan bagi kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari yang dahulu seorang Nasrani dating kepadaku kemduain berbai’at dan masuk Islam. Ia pun mengabarkan sebuah kisah yang sangat sesuai denga napa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal,” tutur Nabiyulloh Shallahu ‘Alaihi Wasalam, yang pada saat itu kemudian mengisahkan Tamim Ad Dari dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Asy-Sya’bi dari Fathimah binti Qais.
Sebagaimana yang diketahui, Dajjal akan menjadi salah satu tanda datangnya hari kiamat kelak nantinya.
Rasulullah bersabda: “Terdapat 3 hal yang apabila telah terjadi, maka tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang jiwa yang belum beriman (sebelumnya) atau belum beramal kebaikan sedikitpun sebelumnya. 3 hal itu yakni terbitnya matahari dari arah barat, munculnya Dajjal dan keluarnya Ad-Dabbah,” (HR Muslim).
Semoga kisah kabar mengerikan dariapada munculnya Dajjal tersebut bisa mengingatkan kita akan bahayanya Dajjal Al-Masih dan semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah tersebut !
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait