Melihat perjuangan yang dilakukan, tak heran jika tim ini bisa bersaing dengan paduan suara yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi ada juga yang dari Singapore, China, Philippines, Thailand, Taipei, dan Hongkong.
Banyaknya tantangan yang menghalangi itu bukan artinya tak bisa dilewati. Selain tantangan kompetitor yang berasal dari mancanegara, tantangan dalam hal logistik juga harus mereka hadapi.
“Dibutuhkan banyak support. Puji Tuhan, banyak pihak yang mendukung kami. Selain dari kampus, para orang tua mahasiswa hingga alumni PCU Choir juga turut ambil bagian dalam mendukung penuh perjuangan kami. Tanpa kerja sama yang baik, semuanya tak akan terjadi,” tambah Onny.
Secara keseluruhan, PCU Choir mempersiapkan 10 lagu dalam kompetisi. Lagu-lagu itu ialah Der Wassermann, Lux Aeterna, Las Amarillas, Deliver Me O Lord, Fair Phylis I Saw, Sahut Namaku, Bungong Jeumpa (Aceh), Soleram (Riau), Hela Rotane (Ambon), dan Pal-So Seong (8 Laughing Voices-Korea).
Kesepuluh lagu itu memiliki corak yang berbeda-beda dan bernilai tinggi jika dibawakan dengan sempurna.
Lagu-lagu yang dibawakan dengan penuh detail dan perfection ini mampu menciptakan impresi artistik yang tinggi dengan nilai 90 dari maksimal 100 poin.
Usaha keras berbuah manis. Akhirnya kompetisi yang digelar oleh One Chamber Choir Singapore bekerjasama dengan Yong Siew Toh Conservatory, National University of Singapore yang menghadirkan 14 juri internasional ahli di bidangnya ini menganugerahkan pemenang pada PCU Choir di Esplanade Concert Hall, Singapore pada 31 Juli 2024 lalu.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait