SURABAYA, iNewsSurabaya.id — Momen pendaftaran sebagai calon Wali Kota Surabaya menjadi momen mengharukan bagi Eri Cahyadi. Di pendaftaran untuk periode kedua kepemimpinannya ini, ayahanda Eri Cahyadi, Urip Suwondo, dan ayah mertua, Dadang Djumena, tak lagi mendampingi dan memberinya restu.
Keduanya berpulang pada 2023 dan 2022 saat Eri menjadi wali kota. Karena itu, sebelum semua proses pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, Rabu (28/8/2024), Eri mengawalinya dengan ziarah ke makam kedua almarhum di TPU Tembok Gede, Bubutan.
"Abah adalah pahlawan bagi kami," ungkap Eri Cahyadi. "Hal-hal sederhana yang dilakukan beliau berdua memiliki makna dan arti besar bagi kami,” katanya.
Eri Cahyadi mengatakan, ayahanda telah memberikan banyak inspirasi dalam kehidupannya. Terutama sikap tidak menyerah untuk selalu mengikhtiarkan kebaikan bagi lebih banyak orang. Bahwa jabatan dan amanah adalah jalan untuk meluaskan skala keberkahan dengan penuh keikhlasan.
Selama hidupnya, tutur Eri, ayahanda tak pernah mengeluh meski banyak beban yang harus ditanggung. “Abah adalah sosok yang sabar dan teguh. Tak sekalipun saya melihatnya mengeluh. Dia terus berjuang menjaga keluarga kami,” katanya.
"Saya sudah janji ke abah untuk berusaha menjadi wali kota yang baik, yang ingat rakyat, agar bisa menerangi makam abah,” ujar Eri.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait