Lebih lanjut, Kornel menerangkan, variasi persentase filter rokok yang diuji adalah sebesar 0,625 persen, 1,25 persen, 2,5 persen, dan 5 persen dari total berat keseluruhan campuran aspal. Setiap persentase filter rokok dienkapsulasi menggunakan jumlah aspal dari dalam dan luar nilai kadar aspal optimum (KAO).
Melalui tahap pengujian, Kornel mendapatkan penggunaan jumlah aspal serta kemampuan campuran aspal menerima beban paling optimum didapatkan pada variasi 0,625 persen.
Melalui penelitiannya, Kornel menyimpulkan bahwa penambahan filter rokok sebagai campuran jalan aspal tidak dapat dilakukan secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena karakteristik filter rokok yang berongga memungkinkan penyerapan aspal, sehingga penggunaan aspal akan semakin banyak dan menyebabkan kerugian.
Kornel berharap penelitian ini dapat menanggulangi dampak buruk limbah filter rokok dengan memanfaatkannya secara optimal. Di sisi lain, Kornel turut menyampaikan harapannya agar penelitian ini dapat berlanjut ke tahap yang lebih tinggi.
“Penelitian ini bisa dijadikan sebuah acuan dalam menentukan kadar aspal saat menjalankan proses enkapsulasi,” tutup Kornel.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait