Dijelaskan dia, waktu tanam yang tepat, jarak tanam yang ideal, dan kedalaman tanam yang sesuai akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
“Kita harus memberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman agar pertumbuhan optimal. Kemudian untuk pemeliharaan harus dilakukan penyiangan, penyiraman, dan pengendalian hama dan penyakit secara teratur,” jelasnya.
Dia mengatakan, penanaman tanaman wijen dengan benih unggul di kabupaten Lamongan tersebut dengan menggunakan metode Good Agriculture Practices (GAP).
“Kita menggelar pelatihan ini bekerjasama dengan BRIN dan Pemkab setempat, seperti di Lamongan,” tambahnya.
Prasojo menjelaskan, pemanenan wijen dilakukan saat tanaman sudah tua, ditandai dengan daun yang sudah menguning dan biji mengeras. Pengeringan dan pembersihan biji wijen sangat penting untuk menjaga kualitas.
“Pelatihan usaha tani wijen ini dimulai bulan Juli dan akan panen pada bulan September atau Oktober ,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait