SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sebuah momen penuh kebanggaan dan haru terjadi di Sekolah Alam Insan Qurani (SAIQ) Braille Banyuwangi. Pada acara wisuda yang berlangsung megah di Hotel Leedon, Surabaya, para santri tunanetra berhasil menorehkan prestasi luar biasa setelah menyelesaikan program Iqra Braille. Acara ini tak hanya menjadi bukti keberhasilan individu, tetapi juga tonggak sejarah bagi pendidikan inklusif di Indonesia.
Wisuda yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Dr. H. Moh. Mukhrojin selaku Pembina SAIQ Braille, dan Ustadz Ahmad Budianto, guru yang dengan penuh dedikasi membimbing para santri, disambut dengan antusiasme tinggi. Momen ini menjadi simbol kuat bahwa pendidikan Al-Qur'an dapat diakses oleh siapa saja, tanpa batasan fisik.
Dengan penuh kebanggaan, para wisudawan menunjukkan kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur'an menggunakan huruf Braille. Perjuangan panjang dan dedikasi mereka selama proses pembelajaran intensif Iqra Braille kini membuahkan hasil yang membanggakan.
“SAIQ Braille Banyuwangi terus berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan Al-Qur'an yang inklusif. Hari ini, kami melihat bukti nyata bahwa dengan semangat dan tekad, keterbatasan fisik bukanlah penghalang dalam meraih ilmu,” ujar Dr. H. Moh. Mukhrojin Pembina SAIQ Braille Banyuwangi, Jawa Timur dalam sambutannya, yang diikuti tepuk tangan riuh dari seluruh hadirin.
Di sisi lain, Ustadz Ahmad Budianto, sang pengajar yang selama ini menjadi pilar utama pembelajaran Braille, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Perjuangan mereka sungguh luar biasa. Iqra Braille bukanlah sesuatu yang mudah, namun para santri ini telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, tidak ada yang mustahil,” ungkapnya dengan penuh emosional.
Lebih dari sekadar seremoni, acara wisuda ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Tidak hanya bagi mereka yang hadir, tetapi juga bagi masyarakat luas, bahwa semangat belajar dan memahami Al-Qur'an dapat diwujudkan oleh siapa saja, tanpa memandang keterbatasan. Para wisudawan ini telah memberikan contoh nyata bahwa keterbatasan fisik tidak boleh menjadi hambatan dalam meraih impian.
Acara yang penuh kebahagiaan ini ditutup dengan doa bersama, penuh harapan agar para santri terus melanjutkan perjalanan mereka hingga khatam Al-Qur'an, dan menjadi teladan bagi umat.
Dengan keberhasilan ini, SAIQ Braille Banyuwangi terus berupaya melahirkan generasi Qurani yang unggul, berakhlak mulia, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat luas. Semoga jejak inspiratif ini terus mengalir dan menjadi dorongan kuat bagi pengembangan pendidikan inklusif di seluruh Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait