Belasan Mahasiswa ITS Ikuti Kompetisi Ide Inovasi dalam Forum IIA 2024

Ali Masduki
Direktur Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Wisnu Hindadari (kedua dari kiri), melihat inovasi alat pemecah gelombang dari ban bekas dalam Forum IIA 2024 di ITS Surabaya, Selasa (08/10/2024). Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Belasan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengikuti kompetisi ide inovasi melalui kompetisi penyusunan poster inovasi dalam gelaran Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024 yang digelar oleh Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, di Auditorium Research Center, Kampus ITS Surabaya, Jawa Timur.

Total ada 12 inovasi meliputi aspek reduksi emisi, bio diesel dengan memanfaatkan bahan organik, filter air limbah berbasis teknologi hingga deteksi anomali instrumen industri. Forum yang diselenggarakan dari 8-10 Oktober tersebut sebagai upaya untuk mendukung ketahanan energi nasional dan aspek keberlanjutan. 

Dalam Forum IIA 2024 ini, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa menghadirkan 100 tim untuk mempresentasikan inovasi-inovasinya. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan produksi migas dan efisiensi biaya demi menjawab tantangan operasional lapangan mature (brown field), serta mengembangkan operasi hulu migas yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

 
Berbagai ide yang disajikan mencakup upaya inovasi peningkatan produksi, peningkatan cadangan, pencegahan potensi kehilangan produksi (Lost Production Opportunity/LPO), penciptaan inisiatif yang mendukung keunggulan operasi, efisiensi biaya, peningkatan kinerja di aspek kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan (Health, Safety, Security & Environment/HSSE) hingga pengurangan emisi karbon.
 
Tahun ini, IIA mengusung tema “Driving Innovation: Pioneering Sustainable Energy and Community Development”, sebagai bentuk komitmen Pertamina untuk terus berinovasi dalam menciptakan keberlanjutan energi dan menjaga kelestarian lingkungan. 

Forum ini merupakan media untuk berbagi pengetahuan antar insan Pertamina. Harapannya, inovasi yang dikembangkan dapat direplikasi di wilayah kerja Pertamina lainnya, dan memupuk pengembangan ide dan inovasi yang berkesinambungan.

Direktur Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Wisnu Hindadari mengatakan, Forum IIA memiliki misi penting, yakni menjembatani dunia bisnis, khususnya sektor minyak dan gas, dengan dunia pendidikan. Untuk tujuan itu, tahun ini Forum IIA berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. 

"Kami mengajak para mahasiswa ITS untuk menyaksikan presentasi karya inovasi Perwira Pertamina. Ini kesempatan yang baik bagi mahasiswa untuk melihat bagaimana inovasi-inovasi tersebut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan energi," katanya di ITS Surabaya, Selasa (08/10/2024).

Selain itu, kata Wisnu, agenda ini juga memberikan pengingat bahwa praktik taktis dalam mengejar produksi harus selaras dengan filosofi teknik. 

"Jangan sampai kita melenceng dari jalur, atau melanggar prinsip yang seharusnya dijunjung tinggi," ucapnya.

Rektor ITS, Ir Bambang Pramujati ST MScEng PhD IPU A.Eng, memberikan apresiasi atas pelaksanaan Forum IIA 2024. Menurutnya, inisiatif yang mengedepankan inovasi akan mampu memberikan dampak untuk menjaga keberlanjutan energi.

"Kontribusi forum ini luar biasa bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Keberlanjutan (Sustainability Development Goals/SDGs). Kegiatan ini juga baik untuk mendekatkan citivitas academica dengan dunia industri, sehingga terbuka peluang bagi mahasiswa kami untuk menambah wawasan mereka," tutur Bambang.

Keberlanjutan dan Inovasi Hulu Migas 

VP Exploration Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Indra Yuliandri menjelaskan, Forum IIA memberikan kesempatan mahasiswa ITS dari lintas jurusan untuk menyerap ilmu dari para pakar, praktisi hulu migas Pertamina dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Banyak peluang sekaligus tantangan dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, khususnya upaya eksplorasi laut dalam dan operasional lepas pantai.

“Kebutuhan energi kita saat ini belum bisa sepenuhnya didukung oleh energi terbarukan. Energi migas masih sangat dibutuhkan untuk mendukung suplai energi di Indonesia, setidaknya dalam 50 hingga 100 tahun ke depan,” papar Indra.

Saat ini, lanjut Indra, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dalam proses mengeksplorasi wilayah kerja baru East Natuna, di Kepulauan Riau. Setelah diawali analisa kajian geologi and geofisika pada 2023, kegiatan seismik lepas pantai telah dimulai awal Oktober ini.

"Tujuannya untuk memetakan struktur geologi bawah permukaan bumi. Target kami di 2026 sudah bisa dilakukan pengeboran untuk membuktikan adanya cadangan hidrokarbon di wilayah tersebut,” lanjutnya.

Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa berkomitmen untuk pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri. Kendati demikian, keberlanjutan lingkungan tetap menjadi fokus utama. Di wilayah kerja ONWJ (Onshore North West Java) berlokasi di lepas pantai utara Laut Jawa, yang dikelola Pertamina Hulu Energi ONWJ (PHE ONWJ), disiapkan menjadi salah satu lokasi CCS/CCUS (carbon capture and storage/carbon capture, utilization and storage).

CCS/CCUS merupakan teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2. Metode itu dilakukan dengan menangkap dan memisahkan emisi gas karbon dioksida yang seringkali dihasilkan industri. Tangkapan karbon itu kemudian dipadatkan dan diinjeksikan ke reservoir migas.

Langkah CCS disebut menjadi tren baru dalam menghadapi transisi energi demi tercapainya target Net Zero Emission (NZE) global. Implementasinya diyakini akan mendukung peningkatan produksi migas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. 
“Komitmen Pertamina dalam mendukung lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan akan terus kita jalankan,” kata Indra.

Bergulirnya pekerjaan CCS akan membuka peluang kerja yang sangat baik dan membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah besar. CCS perlu membangun carbon capture plan, fasilitas yang dekat dengan laut dan transportasi kapal. 

Untuk itu penting bagi mahasiswa meningkatkan kompetensinya, baik dari jurusan teknik apapun agar bisa turut berkontribusi mengawal pengelolaan migas yang lebih berkesinambungan.

General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama mengungkapkan, dalam rantai operasional, PHE ONWJ akan membutuhkan sumber daya manusia dari berbagai lintas teknik. 

PHE ONWJ siap mendukung pemerintah untuk mencapai NZE 2030 atau lebih cepat. Strategi yang dijalankan mencakup efisiensi energi, manajemen bahan, pemanfaatan suar bakar di anjungan Zulu sebagai bahan bakar turbin generator, penggunaan bio diesel B35 untuk kapal operasi lepas pantai, penanaman mangrove hingga CCS.

Panel-panel tenaga surya juga dipasang di 12 fasilitas lepas pantai. 864 panel solar terpasang mampu menghasilkan energi baru terbarukan sebesar 1.435,91 Gigajoules/tahun atau 398.864,70 KWh/tahun atau setara dengan 1,09 MWp. Selain itu juga penurunan beban emisi sebesar 301,98 ton CO2 eq/tahun.

“Kami juga mencoba mengembangkan potensi lokal komunitas dan lingkungan dengan menginisiasi program yang diberi nama “Jam Pasir”, kepanjangan dari Jaga Alam Melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,” kata Wira.

Daratan Dusun Pasir Putih yang berada di pesisir utara Kabupaten Karawang dulunya tergerus arus laut hingga mengalami abrasi. Di daerah itu kemudian dikembangkan  inovasi APPOSTRAPS (akronim dari alat pemecah, peredam ombak, dan sedimen traps). Inovasi ini menyulap ban bekas menjadi alat pemecah gelombang, dengan modul unik berbentuk segitiga. 

Program Jam Pasir berhasil memanfaatkan 19.100 limbah ban bekas, berdampak positif dengan bertambahnya sedimentasi garis pantai sejauh 400 meter. Dan sejak diaplikasikan tahun 2022, tidak saja risiko abrasi dapat ditanggulangi, inovasi ini bahkan berhasil memulihkan dan membentuk lahan baru seluas 3,62 hektar. 

Program itu mendapat apresiasi dari BRIN yang diwakili Agusta Samodra Putra S.Si., M. Eng., Ph.D. Menurutnya, aspek keberlanjutan tidak selalu bermakna dampak lingkungan, melainkan juga dampak sosial yang melibatkan masyarakat.

Perlu diketahui, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berperan sebagai Subholding Upstream di lingkungan Pertamina. Peran Subholding Upstream yang dijalankan oleh PHE adalah sebagai pengelola lapangan hulu minyak dan gas bumi yang dioperasikan Pertamina baik di dalam maupun luar negeri.

Regional Jawa diberikan kewenangan oleh PHE untuk mengoordinasikan lapangan hulu minyak dan gas bumi di wilayah Jawa bagian barat yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES, Pertamina EP wilayah Jawa Barat dan Pertamina East Natuna. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Jawa Barat.

Regional Jawa terus berupaya meningkatkan angka produksi minyak dan gas bumi yang telah ditetapkan dalam rencana Kerja, dengan senantiasa menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di setiap lini. 

Regional Jawa memegang teguh komitmen untuk menjaga prospek bisnis yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan serta berkontribusi dalam terwujudnya kemandirian masyarakat.


 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network