Dalam pertemuan tersebut, Budiono menyampaikan bahwa Kota Batu ini harus segera dilakukan regenerasi kepemimpinan. Sebab dengan sumber daya yang mumpuni, topografi yang unik, serta panorama yang memanjakan mata, Kota Batu seharunya bisa jauh lebih maju dari saat ini.
“Apalagi Eddy Rumpoko sudah menjadikan Batu sebagai kota wisata, maka tugas dari Firhando Gumelar nantinya adalah membawa kota wisata itu naik kelas,” katanya.
Budiono yang juga merupakan Mantan Ketua Tanfidz DPC PKB Kota Batu titip kepada Firhando untuk menyelesaikan masalah sampah. Ia kurang setuju dengan keputusan bahwa sampah harus sepenuhnya dikelola oleh masyarakat.
Pemerintah Kota melalui dinas terkait-lah yang harus bertanggung jawab untuk menjadikan Kota Batu bersih dari sampah. Banyak sekali cara yang bisa ditempuh, dan biasanya orang baru yang bisa merealisasikan, sebab tidak punya beban yang harus dipikul selain janji dan amanah rakyat.
"Saya titip masalah sampah. Saya kok yakin Mas Firhando Gumelar ini yang memang dibutuhkan oleh Batu saat ini ya. Kita antar Mas Firhando ke Among Tani. Bismillah," kata Budiono.
Setelah berpamitan dari kediaman Budiono, Firhando Gumelar langsung menuju ke ndalem KH M. Sodik pengasuh ponpes Hidayatul Mubtadiin. Pertemuan tertutup selama 1 jam itu membahas banyak hal strategis untuk meraih kemenangan mutlak serta penyelerasan program antara Gumelar-Rudi dengan pondok-pondok pesantren.
Pasca pertemuan, Firhando Gumelar mengaku sangat terhormat bisa silaturahmi dan diterima secara terbuka dengan tokoh-tokoh penting di Kota Batu. Banyak sekali ilmu yang ia serap dan akan diselaraskan dengan visi-misinya.
"Beliau semua adalah guru saya dalam membangun Kota Batu. Kota Batu adalah kota masa kecil saya, saya ingin mengembalikan memori masa kecil yakni Batu yang sejuk, tertata, nyaman, terbuka untuk semua, heterogen, dan pastinya harus naik kelas," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait