JAKARTA, iNewsSurabaya.id - PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bisnis operasi pelabuhan nonpetikemas berkomitmen untuk mendukung percepatan program pemerintah terkait pelaksanaan impor Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Luar Negeri yang ditangani oleh Perum BULOG.
Dalam upaya untuk mempererat sinergi dan kolaborasi tersebut, SPMT hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Percepatan Penerimaan Importasi CBP Luar Negeri Tahun 2024 yang digelar Bulog di Jakarta pada Senin (14/10).
FGD ini digelar dengan tujuan untuk menyusun perencanaan penerimaan kapal muatan CBP luar negeri di masing-masing pelabuhan serta untuk mengimplementasikan dan meningkatkan kerja sama antara Pelindo, Bulog, Beacukai, dan Badan Karantina Indonesia dalam optimalisasi pembongkaran kapal muatan CBP luar negeri.
Direktur Operasi SPMT, Arif Rusman Yulianto yang hadir dalam FGD tersebut menyampaikan bahwa SPMT ditugaskan untuk menangani bongkar impor beras milik Bulog sesuai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pelindo dan Bulog pada akhir tahun 2023.
“SPMT terus berupaya untuk meningkatkan layanan bongkar CBP luar negeri milik Bulog dengan mengoptimalisasi kapasitas dan produktivitas pelabuhan yang dikelola SPMT yang berada di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan transformasi dan standarisasi pelabuhan yang sedang dilaksanakan SPMT yang mengacu pada enam pilar transformasi yakni proses bisnis, SDM, teknologi, peralatan, infrastruktur, dan HSSE,” ujar Arif.
Saat ini SPMT melayani bongkar kargo Bulog di beberapa branch, yakni Malahayati, Lhokseumawe, Belawan, Dumai, Tanjung Emas, Tanjung Intan, Jamrud Nilam Mirah, Tanjung Wangi, Balikpapan, dan Makassar.
Selain itu, SPMT juga melayani bongkar impor beras tersebut melalui pelabuhan yang dikelola anak usahanya, PT Pelabuhan Tanjung Priok yang meliputi: Teluk Bayur, Palembang, Panjang, Tanjung Priok, dan Pontianak.
Arif menjelaskan bahwa operasi terminal di SPMT berbasis planning and control yang didukung dengan implementasi sistem operasi pelabuhan multi terminal yang terintegrasi disebut PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose).
Sistem aplikasi ini difasilitasi dengan fitur siklus layanan mulai dari perencanaan operasi secara real time, tracking & tracing sehingga membantu dalam monitoring visibility process secara full cycle atas seluruh layanan di terminal nonpetikemas.
SPMT juga terus mengevaluasi kinerjanya sebagai upaya untuk percepatan dan peningkatan layanan bongkar impor beras. Ada beberapa isu yang mempengaruhi kinerja di antaranya lokasi gudang penerima cukup jauh dengan waktu operasional yang terbatas, ketersediaan jumlah armada truk, hingga intensitas curah hujan yang tinggi.
“SPMT akan berupaya untuk mempercepat layanan dan menguatkan kinerja dengan memadukan kesiapan fasilitas pelabuhan dan gudang penerima," tutur Arif.
Selain itu, juga akan disusun perencanaan bersama (joint planning) dengan berbagai pihak yang terlibat, serta SLA/SLG setiap kegiatan sebagai jaminan pelayanan. Sehingga diharapkan arus barang dapat berjalan dengan lancar dan kolaborasi ini dapat berkontribusi nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait