Memulai pertanian organik memang tak mudah, terutama dalam mengubah kebiasaan petani yang sudah bertahun-tahun menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Agus mengakui, dibutuhkan kesabaran dalam meyakinkan mereka. “Kami harus menunjukkan hasil yang nyata dulu agar mereka yakin dan mau beralih,” katanya.
Pada tahap awal, biaya memang cukup tinggi, terutama dalam hal pengadaan pupuk organik. Namun, setelah beberapa kali panen, pertanian organik justru lebih hemat karena petani bisa memanfaatkan bahan-bahan alami dari sekitar.
“Setelah berjalan, biaya produksi berkurang, dan hasil panennya pun tak kalah dengan pertanian kimia. Satu hektare lahan bisa menghasilkan hingga 7 ton gabah,” paparnya.
Selain itu, petani juga tidak lagi harus khawatir dengan kelangkaan pupuk kimia yang sering terjadi saat musim tanam. Hal ini tentu menjadi keuntungan besar di tengah meningkatnya biaya produksi di sektor pertanian konvensional.
Pada akhir 2023, luas lahan pertanian di Kabupaten Ngawi mencapai 124.923 hektare, di mana 1.700 hektare di antaranya sudah beralih ke sistem organik. Selain itu, Ngawi juga memimpin dalam pertanian ramah lingkungan berkelanjutan dengan luas mencapai 13.193 hektare, atau sekitar 25 persen dari total lahan pertanian.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi, menyatakan bahwa sistem Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) mengutamakan inovasi teknologi yang mendukung produktivitas tinggi tanpa merusak lingkungan. Program-program unggulan seperti listrik masuk sawah, mandiri benih, dan hilirisasi pertanian menjadi pilar utama pengembangan sektor ini.
Calon bupati petahana Ngawi, Ony Anwar Harsono, juga menegaskan komitmennya dalam mendukung pertanian berkelanjutan. “Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk PLN dalam program listrik masuk sawah dan lembaga sertifikasi Lawu Organic Certification (LOC) untuk sertifikasi organik dengan biaya terjangkau,” ungkapnya.
Ony juga menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan usaha tani (JUT), menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian di Ngawi.
Dengan capaian yang luar biasa ini, Ngawi tidak hanya menjadi inspirasi bagi daerah lain, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masa depan pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait