Masalah lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya. Maka, dari itu, Kawoong Innovation mengajak masyarakat agar lebih mengenal dan memahami budaya sendiri maupun budaya daerah lain, menghargai dan menghormati perbedaan budaya serta bangga menggunakan produk lokal yang bernilai budaya. Kawoong Innovation juga berkomitmen terus mengajarkan pewarisan budaya pada generasi muda.
Agar budaya dan benda bersejarah warisan leluhur tetap terjaga, masyarakat juga harus pro aktif untuk melaporkan tindakan yang merusak atau mengeksploitasi budaya.
"Pelestarian Budaya di Indonesia bisa dilakukan melalui festival atau pameran seperti ini. Artifact Exhibition The Secret of Archipelago misalnya, kita dapat menjelajahi masa lalu melalui benda-benda kuno yang bisa bercerita lewat bentuk, bahan ataupun motif yang ditampilkan," kata Hadi.
"Perlindungan budaya adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjaga dan melestarikan budaya, kita tidak hanya menjaga warisan nenek moyang, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang," tambahnya.
Senada, Direktur Pengembangan dan Kerjasama Kawoong Innovation, Sri Widji Wahyuning Utami, juga memberikan pandangan, bahwa seni dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah bangsa.
"Ada masa di mana peradaban dan kebudayaan terus berkembang, tercipta kreasi seni beraneka ragam. Tiap kultur mengadopsi seni dari nilai-nilai kehidupan. Kita lihat banyak sekali relief candi misalnya, menggambarkan kisah perjalanan pada masa-masa itu, berikut bentuk peralatan yang mereka gunakan," kata wanita yang akrab disapa Naning ini.
Keagungan dan kearifan itu, lanjutnya, tidak bisa ditinggalkan begitu saja, meskipun roda zaman terus melaju, kendati modernitas menggempur sedemikian rupa.
Seperti kata pepatah, kehidupan adalah sebuah siklus lingkaran. Semua akan kembali pada titik permulaan. Ketika orang merasakan kejenuhan akan perkembangan teknologi, mereka merindukan kehidupan masa lampau. Begitu pula sebaliknya, orang-orang terdahulu berangan-angan tentang kehidupan masa depan.
"Justru, sejarah masa lalu sebagai pembuka jalan bagaimana peradaban terus berkembang dan beradaptasi. Ingat penuturan Cicero "Historia Magistra Vitae" (Sejarah adalah guru kehidupan. Kita perlu terus merawatnya, sebagai pembelajaran penuh makna," ujarnya
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait