Kawoong Innovation Apresiasi Pameran Artifact di Surabaya, Cara Nyata Lindungi Warisan Nusantara

Ali Masduki
Founder Kawoong Innovation, Hadi Wardoyo. SH. MH. MM memberikan cinderamata berupa lukisan QR Art karya Mr D kepada Prabowo pada saat ulang tahun Lemhanas. Foto/Dok Kawoong Innovation

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pameran benda-benda antik 1st Annual Artifact Exhibition The Secret of Archipelago di Nine Resto Surabaya yang diselenggarakan oleh NIMCA Museum Yogyakarta mendapat apresiasi dari Kawoong Innovation

Artifact Exhibition The Secret of Archipelago sendiri menampilkan benda-benda bersejarah warisan luhur bangsa. Mulai senjata, tembikar, patung dan guci kuno yang telah berusia ratusan tahun serta ada beberapa lukisan beraliran unik karya pelukis ternama yakni Mr D Hernanto QR Art, Ben Wong, Sujono, Agus Suwage, Nasirun, Francisca Fennert dan lainya. Pameran berlangsung hingga 30 Oktober 2024 mendatang.

Founder Kawoong Innovation, Hadi Wardoyo. SH. MH. MM mengapresiasi terselenggaranya pameran tersebut sebagai wujud perlindungan budaya dari masa ke masa serta upaya melestarikan jejak sejarah peradaban.

Pameran Artifact Exhibition The Secret of Archipelago ia nilai sangat relevan sebagai langkah nyata melindungi dan menjaga warisan Nusantara. 

"Indonesia, dengan keberagaman budaya yang kaya, memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi warisan budayanya," kata Hadi Wardoyo, Senin (21/10/2024).

Perlindungan budaya, lanjutnya, bukan sekadar menjaga benda-benda bersejarah atau tarian tradisional. Tetapi juga melibatkan upaya menjaga nilai-nilai, pengetahuan, dan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

"Perlindungan budaya ini sangatlah penting sebagai bentuk identitas nasional. Budaya adalah identitas suatu bangsa. Dengan melindungi budaya, kita menjaga jati diri bangsa Indonesia," ujar Hadi yang juga menaungi sederet seniman dan budayawan melalui Kawoong Innovation.

Kekayaan budaya itu turut mengundang daya tarik bagi wisatawan mancanegara, sehingga dapat meningkatkan devisa negara. Di sisi lain, pameran budaya juga mengandung nilai pendidikan.

Sebab budaya menjadi sumber pembelajaran tentang sejarah, nilai-nilai, dan kearifan lokal sekaligus bentuk pengembangan kreatif karena budaya dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan produk kreatif, seperti seni, musik, dan fashion.

Hadi optimis, Presiden Prabowo, mampu melanjutkan upaya pelestarian budaya Indonesia ke depan.

"Saya pernah memberikan cinderamata berupa lukisan QR Art karya Mr D kepada beliau (Prabowo, red) pada saat ulang tahun Lemhanas. Saya yakin beliau bisa memimpin Indonesia menjadi negara besar yang akan diperhitungkan oleh negara-negara lain, kita butuh presiden yang berani dan cocok dengan figur beliau saat ini," ujarnya.

Hadi juga melihat bahwa upaya perlindungan budaya di Indonesia sejauh ini telah dilakukan dengan baik, perlu ditingkatkan.

"Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi budaya, antara lain hadirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang ini menjadi payung hukum dalam upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan," ujar Hadi Wardoyo 

Pemerintah juga dinilai telah secara aktif menetapkan berbagai warisan budaya takbenda, seperti tarian, musik, upacara adat, dan pengetahuan tradisional hingga mendapat pengakuan dari UNESCO.

"Bukan hanya itu saja. Pembentukan Badan Pelestari Cagar Budaya yang bertugas untuk melindungi dan mengelola cagar budaya di seluruh Indonesia sudah mendapat perhatian," tandasnya.

Upaya-upaya itu turut didukung oleh lintas elemen bersama masyarakat. Pemerintah melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya melalui berbagai program dan kegiatan.

Namun demikian, jelas Hadi, tak dapat dipungkiri masih ada beberapa tatangan dalam perlindungan budaya karena arus modernisasi dan globalisasi. 

"Modernisasi dan globalisasi itu dapat mengancam kelestarian budaya tradisional. Budaya juga seringkali dieksploitasi untuk kepentingan komersial tanpa memperhatikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya," ujarnya.

Masalah lain adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya. Maka, dari itu, Kawoong Innovation mengajak masyarakat agar lebih mengenal dan memahami budaya sendiri maupun budaya daerah lain, menghargai dan menghormati perbedaan budaya serta bangga menggunakan produk lokal yang bernilai budaya. Kawoong Innovation juga berkomitmen terus mengajarkan pewarisan budaya pada generasi muda.

Agar budaya dan benda bersejarah warisan leluhur tetap terjaga, masyarakat juga harus pro aktif untuk melaporkan tindakan yang merusak atau mengeksploitasi budaya.

"Pelestarian Budaya di Indonesia bisa dilakukan melalui festival atau pameran seperti ini. Artifact Exhibition The Secret of Archipelago misalnya, kita dapat menjelajahi masa lalu melalui benda-benda kuno yang bisa bercerita lewat bentuk, bahan ataupun motif yang ditampilkan," kata Hadi.

"Perlindungan budaya adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjaga dan melestarikan budaya, kita tidak hanya menjaga warisan nenek moyang, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang," tambahnya.

Senada, Direktur Pengembangan dan Kerjasama Kawoong Innovation, Sri Widji Wahyuning Utami, juga memberikan pandangan, bahwa seni dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah bangsa.

"Ada masa di mana peradaban dan kebudayaan terus berkembang, tercipta kreasi seni beraneka ragam. Tiap kultur mengadopsi seni dari nilai-nilai kehidupan. Kita lihat banyak sekali relief candi misalnya, menggambarkan kisah perjalanan pada masa-masa itu, berikut bentuk peralatan yang mereka gunakan," kata wanita yang akrab disapa Naning ini.

Keagungan dan kearifan itu, lanjutnya, tidak bisa ditinggalkan begitu saja, meskipun roda zaman terus melaju, kendati modernitas menggempur sedemikian rupa. 

Seperti kata pepatah, kehidupan adalah sebuah siklus lingkaran. Semua akan kembali pada titik permulaan. Ketika orang merasakan kejenuhan akan perkembangan teknologi, mereka merindukan kehidupan masa lampau. Begitu pula sebaliknya, orang-orang terdahulu berangan-angan tentang kehidupan masa depan. 

"Justru, sejarah masa lalu sebagai pembuka jalan bagaimana peradaban terus berkembang dan beradaptasi. Ingat penuturan Cicero "Historia Magistra Vitae" (Sejarah adalah guru kehidupan. Kita perlu terus merawatnya, sebagai pembelajaran penuh makna," ujarnya

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network