BALI, iNewsSurabaya.id - Untuk pertama kalinya, Subak Spirit Festival hadir sebagai festival pembuka (kick-off) yang memukau masyarakat Bali dan para wisatawan. Mengusung tema “Pemuliaan Air,” acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengapresiasi warisan budaya Subak di Pulau Dewata.
Dengan semangat melestarikan sistem irigasi tradisional yang sudah menjadi jantung kehidupan masyarakat Bali, festival ini menjadi ajang perayaan yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga sarat makna.
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, dalam sambutannya pada Sabtu (9/11), mengungkapkan pentingnya tema yang diangkat. “Pemuliaan Air” menjadi panggilan untuk merenungkan dan merayakan harmoni antara pelestarian Subak sebagai warisan budaya sakral dan pemulihan ekosistem air di Bali.
“Terinspirasi oleh skema proteksi Subak yang diprakarsai oleh Kementerian Kebudayaan, Subak Spirit Festival menandai langkah penting dalam menjaga keseimbangan antara konservasi budaya dan pengembangan pariwisata berkelanjutan,” ujar Giring Ganesha.
Lebih dari sekadar memperingati pentingnya air dalam sistem irigasi Subak, festival ini bertujuan untuk merayakan sawah sebagai jantung kehidupan masyarakat Bali.
Giring menegaskan bahwa Subak bukan hanya soal irigasi, tetapi juga sistem sosial dan budaya yang memperkokoh kebersamaan, keberlanjutan, serta keseimbangan ekologis di Bali.
“Dengan mengusung semangat Tri Hita Karana hubungan harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan festival ini merayakan filosofi yang tercermin dalam setiap jengkal sawah Bali,” tambahnya.
Tidak hanya berhenti pada aspek budaya, Subak Spirit Festival juga memperkenalkan ekosistem hilir Subak yang telah ditata menjadi destinasi wisata berkelanjutan. Inisiatif ini memberikan dampak positif secara langsung bagi perekonomian masyarakat, terutama dalam mendukung pemeliharaan Subak di kawasan hulu.
Festival ini menggugah kesadaran bahwa sawah bukan sekadar area pertanian, melainkan ruang seni ekologis di mana manusia dan alam berinteraksi dalam keseimbangan.
Subak sebagai penjaga ekosistem air tidak hanya dilihat dari fungsi utilitasnya, tetapi juga sebagai simbol kehidupan yang harus dijaga.
“Dalam festival ini, sawah diperlakukan sebagai ruang seni ekologis, di mana manusia dan alam terhubung dalam keseimbangan yang harmonis,” ujar Giring penuh antusias.
Subak Spirit Festival 2024 dirancang bukan sekadar sebagai hiburan, melainkan sebagai ajakan untuk menghargai dan melestarikan sawah sebagai elemen penting dalam kehidupan Bali.
Acara ini menampilkan berbagai kegiatan edukatif dan rekreatif yang memadukan alam, budaya, dan inovasi. Festival ini diharapkan dapat menarik masyarakat lokal dan wisatawan untuk bersama-sama menjaga keindahan ekosistem Bali serta nilai luhur budaya Subak.
Dengan adanya Subak Spirit Festival, Bali tak hanya mempertahankan kearifan lokalnya, tetapi juga menegaskan perannya sebagai pionir dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Festival ini menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih hijau, tidak hanya bagi Bali, tetapi juga sebagai inspirasi bagi dunia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait